"Ambil ini," Sonu menyodorkan sapu tangan pada Zoya yang masih menangis sesenggukan.
Zoya mengambil sapu tangan itu dari Sonu, "Terima kasih."
Zoya mengusap air matanya, tapi air mata itu tetap mengalir deras.
"Sudahlah, Penyihir, abaikan kata-kata Rishi. Itu wajar, karena orang yang dicintainya terluka," hibur Sonu.
Bukannya diam, Zoya malah semakin menangis. "HUAAA ...!"
"Hei, kenapa?" Sonu jadi gugup sendiri.
"Kau---kau selalu memanggilku penyihir, penyihir, kadang aku sampai lupa siapa namaku ... hiks ... aku Zoya, Zoya, bukan penyihir!" Zoya menangis dan mengomel secara bersamaan.
Sonu malah tertawa terpingkal-pingkal melihatnya.
"Gila kau?" ketus Zoya.
"Habisnya kau sangat menyebalkan. Sebagai playboy terbaik se-India yang selalu memenangkan penghargaan Playboy Of The Year, aku jadi pensiun gara-gara kau," Sonu terkekeh.
"KAK KATRINA!"
Zoya dan Sonu menoleh ke suara yang memanggil Zoya. Arzoo bersama Rohan dan teman-teman Radha berlarian ke arah mereka.
"Bagaimana keadaan Kakak? Dia baik-baik saja, kan?" tanya Arzoo sembari menatap bergantian Zoya dan Sonu.
"Rhea ada di dalam, belum sadarkan diri," tunjuk Zoya pada ruangan di sebelahnya.
Arzoo langsung menangis lagi. Di satu sisi dia kesal, di sisi lain dia sedih. Rhea sedang dalam keadaan tidak baik, tapi satu orangpun tidak ada yang memberitahunya. Bahkan Jai, pria itu malah mencari alasan membohonginya. Apa maksudnya semua itu? Sebagai adik Rhea apa dia tidak boleh tahu?
"Arzoo," panggil Rishi.
"Bagaimana kakak bisa tertembak begini, Kak? Aku percayakan kakak padamu untuk kau jaga, bukannya malah terluka begini!" omel Arzoo sambil menangis.
"Rishi tidak bersalah, Arzoo," bela Jai.
"Kau juga! Apa maksudmu berbohong padaku?! Apa aku tidak boleh tahu keadaan kakakku sendiri, ha?!" Kini kemarahan Arzoo berpindah pada Jai.
Pintu terbuka, dokter Shweta yang tadi memeriksa Rhea keluar.
"Rhea sudah sadar, kalian boleh menemuinya, tapi hanya 2 orang," ujar dokter Shweta.
Tanpa menunggu perintah lagi, Rishi dan Arzoo langsung masuk.
"Kakak ...," tangis Arzoo pecah dan menghambur ke pelukan Rhea yang masih terbaring lemah.
"Arzoo ... hei, jangan menangis. Aku tidak apa-apa," ucap Rhea—masih sedikit lemah.
"Tidak apa-apa katamu? Bahkan wajahmu itu terlihat seperti orang yang sakit parah. Tidak apa-apa apanya?!" Arzoo kembali menghambur ke pelukan Rhea.
"Siapa yang memberitahumu soal ini?" tanya Rhea.
"Sona, maksudku si kadal Sonu," jawab Arzoo sesenggukan.
Rhea tersenyum tipis. "Oh iya, bagaimana aloo paratha-mu?"
Arzoo menatap Rhea sesaat, dalam keadaan habis tertembak seperti ini pun masih sempat menanyakan aloo paratha?
"Gosong," kata Arzoo.
"Arzoo, maafkan kakak, ya. Selama ini aku selalu menyembunyikan sesuatu darimu ... dan sekarang, aku tidak bisa bersamamu dan Radha lebih lama lagi," ujar Rhea.
"Kak, apa maksudmu? Memangnya kau mau ke mana?" Arzoo terkejut dan tidak mengerti. Arzoo memang tidak tahu soal penyakit Rhea.
Rishi yang tak kuasa melihat berbalik dan mengusap air matanya. Semenjak masuk ke ruang rawat Rhea, dia seperti kehabisan kata-kata. Lalu melihat Rhea dan Arzoo, membuatnya semakin sesak bila mengingat perkataan dokter Shweta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay A Little Longer (COMPLETED)
RomansaRishi punya satu tujuan di dunia ini: mengejar Rhea, mendapatkan cinta Rhea, dan menikah dengan Rhea. Rhea, gadis yang hanya memikirkan kebahagiaan kedua adiknya, gadis dingin dan datar yang sangat tertutup, serta penuh rahasia. Rishi pun sadar men...