47. Efek Samping Kebenaran

102 10 83
                                    

Rishi menyendiri di taman rumah sakit. Dokter Shweta telah mengungkap sebuah kebenaran yang membuatnya entah harus bagaimana.

"Rishi, sebenarnya ... tidak ada penutupan jalan atau apa. Jalur ke Mumbai baik-baik saja. Hanya saja ... Rhea terus menolak dibawa ke sana. Dengan berbagai cara sudah kucoba untuk membujuknya, tapi itu sia-sia."

"Dan ... untuk sembuh ... kami bahkan tidak yakin Rhea bisa bertahan sampai beberapa hari kedepan jika Rhea terus begini. Ini sangat sulit, Rishi. Terlebih lagi, Rhea juga sangat menyerah. Dia seperti tidak ingin hidup lagi."

Perkataan dokter Shweta terngiang-ngiang di telinganya. Sekarang ia harus bagaimana? Ia memang setuju menikah dengan Arzoo, tapi Rishi berharap akan ada jalan lain yang intinya pernikahan itu batal.

-----

Pagi yang sebenarnya cerah berubah jadi suram, pernikahan terpaksa itu akan digelar hari ini. Radha, Sara, dan Mia saat ini tengah merias Arzoo. Dengan air matanya yang terus mengalir, Arzoo pasrah akan menikah dengan pria yang hanya mencintai kakaknya.

Sara sendiri ikut menangis, meski hanya mendengar dari Radha soal Rhea dan Rishi, tapi dia rasanya tidak ikhlas. Di mata Sara, Rishi dan Rhea sangat cocok.

Di sisi lain pun sama, Sonu dan Jai tengah mempersiapkan Rishi untuk menikah. Jika kemarin masih ada harapan untuk Jai, maka sekarang harapan itu seolah melenyap. Jangankan tersenyum, Jai bahkan seperti lupa caranya bicara.

"Kau yakin, Rishi? Bagaimana jika nanti kakak ipar sembuh, dan kau sudah menikahi Arzoo," Pertanyaan yang sama Sonu tanyakan berulang kali.

"Entahlah, Sonu. Jika Tuhan menakdirkanku menikah dengan Arzoo, maka pernikahan ini akan tetap berlangsung. Tapi sebaliknya, jika Tuhan merestui cintaku, maka aku pasti akan menikahi Rhea," ucap Rishi. Meski menyerah, ia tetap terlihat yakin pada cintanya.

"Aku mau keluar sebentar," pamit Rishi.

Sebelum melakukan hal yang tidak dia inginkan, Rishi butuh waktu untuk meyakinkan dirinya sendiri. Tapi tunggu, Rishi melupakan satu hal—kotak dari Tuan Singh.

Rishi celingukan kesana-kemari sambil menggaruk tak gatal kepalanya. Entah di mana ia menaruh kotak itu. Bagian terkonyolnya, ia lupa. Ia duduk sebentar dan mengingat-ingat apa yang dilakukannya kemarin.

"Motor Sonu!" serunya.

Rishi bergegas pergi ke tempat parkir. Semoga saja motor Sonu masih ada di sana, dan kotaknya pun dalam keadaan aman. Detik ini juga Rishi memutuskan tidak akan menikah sebelum menemukan kotak itu. Hatinya berkata itu sangat penting, dan dia harus menemukan benda itu.

"SONU ...!" panggil Rishi pada Sonu yang tengah melihat-lihat kotak itu.

"Rishi? Ada apa?"

Rishi merampas kotak itu dari tangan Sonu, napasnya sedikit terengah karena berlarian.

"Itu milikmu?" tanya Sonu.

"Iya, yang Tuan Singh berikan padaku waktu itu," jelas Rishi.

"Apa isinya?" Sonu penasaran.

"Baru mau kulihat," kata Rishi.

Rishi membuka kotaknya, matanya membelalak begitu melihat isinya. Ia pun mengulurkan kotak itu untuk dilihat juga oleh Sonu, dan Sonu tak kalah melotot mengetahui isinya.

"Ini ...? Apa maksudnya?" tanya Rishi tak mengerti.

"Ayo, kita tanyakan pada Tuan," Sonu menarik Rishi dan langsung menaiki motornya, detik selanjutnya mereka meluncur pergi dari tempat itu.

-----

Jika biasanya Rhea yang menyuapinya makan saat ia sakit, situasi kini terbalik karena Radha yang menyuapi kakaknya itu sambil menceramahinya.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang