20. Rhea Menghilang

151 14 107
                                    

Rishi terharu dengan respons para tamu, tidak ada yang melemparinya botol walau suaranya tidak bagus.

Dan orang yang khusus ia siapkan lagu itu, memang tidak terlihat baper seperti kebanyakan orang, tapi senyum manisnya tampak terukir walau samar dan hampir tak terlihat.

***

Acara inti yang berupa doa sudah selesai, kue sudah dipotong dan dibagikan. Saat ini, semua tamu tinggal menikmati acaranya. Ada yang menari di depan sana, makan, mengobrol, dan lainnya.

Arzoo sendiri tengah mengobrol di salah satu sudut bersama Rohan dan teman-teman Radha.

"Arzoo, Arzoo, aku tidak menyangka kau bisa berdandan juga," Rohan tertawa geli.

"Diam kau! Dengar, Rohan, aku belajar berdandan hanya karena gaun ini. Jika aku tidak berdandan, sia-sia aja aku memakai gaun sebagus ini. Dan Jai pasti kecewa jika aku tetap seperti biasa," jelas Arzoo.

"Oh, begitu. Jadi, setelah ini?"

"Kembali ke Arzoo yang biasa, apa lagi?"

Di sudut lain tak jauh dari sana, Rishi juga sedang bersama Rhea. Malam ini, sedikit saja ia tidak ingin jauh dari Rhea.

Rishi punya satu pertanyaan yang tidak berani ia tanyakan, saat semua orang menangis atau tersenyum haru, kenapa ekspresi Rhea tetap datar-datar saja? Tidakkah Rhea merasa sedikit saja tersentuh dengan nyanyiannya? Atau Rhea sudah tertular virus datarnya Jai?

"Mm ... Rhea, bagaimana nyanyianku tadi?" tanyanya.

"Bagus sekali, sangat bagus. Seharusnya kau jadi penyanyi saja, kenapa malah jadi penjahat?" jawab Rhea.

Rishi tertawa kecil, "Bakatku hanya jadi penjahat."

"Kak Rishi, Tuan memanggilmu, ada yang ingin Tuan bicarakan," ucap Chotu.

"Baiklah, Rhea, kau bisa pergi, tapi jangan pulang," ujar Rishi, detik selanjutnya mengikuti langkah Chotu.

***

"Rogan Josh," gumam Arzoo sambil menatap ke tempat makanan.

Rogan Josh, makanan pedas dari daging kambing/ayam yang disajikan dengan paprika dan cabai Kashmir yang sangat pedas. Sudah lama Arzoo ingin sekali memakannya.

Arzoo menatap kiri dan kanan, sepi. Tampaknya tidak ada yang mau mengambil. Segera saja Arzoo berlari ke sana, mengambil mangkuk dan sendok. Dalam sekejap saja, makanan itu sudah berpindah tempat dan siap berpindah lagi ke perut Arzoo.

Arzoo menyendoknya, bersiap memasukkan ke dalam mulut, dan ....

"KAK ARZOO, TUNGGU!!"

Radha berlari ke arahnya dengan napas terengah-engah dan gaunnya yang ia angkat tinggi-tinggi.

"Apa?" tanya Arzoo, perasaannya mulai tidak enak.

"Kau suka bernyanyi, kan?"

"Iya."

"Mau suaramu bagus?"

Arzoo mengangguk.

"Mau suaramu enak didengar orang?"

Lagi, Arzoo mengangguk.

"Untuk itu, kau tidak boleh makan makanan pedas dan berminyak. Jadi ... kemarikan itu," Radha mengambil mangkuk di tangan Arzoo, lalu memasang senyum termanisnya, "terima kasih."

Dan wuushh, Radha melesat pergi begitu saja setelah mendapat makanannya.

"Ta--- terserah lah," Arzoo menghembuskan napas pasrah.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang