42. Kebenarannya

109 12 111
                                    

Sonu kembali dengan satu keresek minuman dingin pesanan Katrina.

"Ini minum---kenapa kosong?"

Sonu menyapukan pandangannya ke sekeliling, tapi tidak menemukan Katrina di sudut manapun.

"Dia kabur? Tapi bagaimana bisa?" gumamnya. Rasa-rasanya tidak mungkin, mengingat tempat ini tidak memiliki celah selain ventilasi kecil, bahkan pintunya pun tertutup rapat.

"Katrina ...?" panggil Sonu.

"Zoya ...?"

"Penyihir ...?"

"Katrina Zoya Penyihir ...?!"

Sonu menyerah, dia keluar dengan lebih dulu meletakkan minumannya.

-
-
-

Katrina mengintip dari balik tumpukan kayu. Dia bersorak senang dengan sangat pelan. Seperti rencananya, melihat dirinya tidak ada di dalam, Sonu pergi dan membiarkan pintunya terbuka. Ya, Katrina tidak pergi ke mana pun, dia hanya bersembunyi di sebalik tumpukan kayu.

"Cara kabur Happy memang benar-benar ampuh. Beruntung sekali aku suka nonton film," ucapnya bangga.

Katrina mulai melangkahkan kakinya menuju pintu. Dia langsung berlari begitu menapakkan kakinya keluar.

Bruk!

"Aduh!" pekik Katrina saat sadar menabrak sesuatu.

Sonu menaik-turunkan alisnya.
"Mau ke mana kau?"

Katrina terkejut bukan main. Kenapa Sonu tiba-tiba berdiri di hadapannya?

"Kau!" tunjuk Katrina.

"Kau kira aku bodoh? Cara kabur Happy? Dengar, Penyihir, aku nonton Happy Phirr Bhag Jayegi puluhan kali! Aku hafal jalan ceritanya!"

Katrina mendelik tajam pada pria itu. Bisa-bisanya dia malah tertangkap sebelum melarikan diri.

"Ayo masuk!" perintah Sonu.

"Dengan satu syarat," kata Katrina.

"Jangan macam-macam!" peringat Sonu.

"Macam-macam apa? Aku cuma mau menelfon Rhea, aku belum bertanya dia sudah---maksudku, seharian ini aku belum bicara padanya. Ayo, kemarikan ponselku!"

Sonu menyerahkan ponsel Katrina dengan kesal; Katrina langsung merampasnya.

Katrina menjauh sedikit dari Sonu.
"Halo, Rhea?"

"Apa Anda keluarga Rhea Verma?"

Katrina menatap layar ponsel itu bingung.

"Siapa ini? Kenapa ponsel Rhea ada bersamamu?"

"Rhea Verma sedang dirawat karena menjadi korban penembakan kerusuhan siang tadi di pasar kota—"

DEG!

Katrina hampir menjatuhkan ponselnya. Mendadak dunianya serasa berhenti berputar; dia lemas.

"Di rumah sakit mana?"

"Mukherjee Hospital."

Katrina langsung mematikan sambungan teleponnya dan kembali pada Sonu.

"Ayo kita pergi, Sonu!" ajaknya panik.

"Kenapa? Ada apa?" tanya Sonu malas. 

"KAKAK IPARMU TERTEMBAK, DIA SEDANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT!" teriak Katrina, matanya berkaca-kaca, panik tidak karuan.

Sonu berdiri kelabakan. "Sungguh?"

"Bohong! Ayo cepat!" Katrina menarik tangan Sonu, dan keduanya bergegas pergi.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang