04. Bertemu

219 20 58
                                    

"BERHENTI!"

Rhea spontan menghentikan aksi pukulnya pada penjahat salah sasaran itu—yang bukannya memukul tapi malah dipukul.

Ketiganya menoleh ke sumber suara. Seorang pria yang samar-samar mulai terlihat jelas wujudnya.

"Rishi Talwar?" gumam ketiganya bersamaan.

"Apa yang kalian lakukan? Mengganggu seorang gadis? Penjahat macam apa kalian ini, ha?! Memalukan, membuat derajat kaum penjahat turun. Sana pergi!" gertak Rishi. 

Rhea ternganga. Bukankah Rishi juga penjahat? Dan bisa-bisanya dia mengatakan itu pada sesamanya? Kedua penjahat payah ini juga pasti temannya, kan?

"Hero datang untuk menyelamatkan Heroine dari Villain," seringai salah seorang penjahat itu. Mungkinkah belum puas mendapat pukulan buku dan sandal Rhea?

"Banyak bicara kau! Kau tidak kenal siapa aku?" tantang Rishi, tulang-tulangnya diregangkan sampai terdengar bunyi gemerutuk yang membuat Rhea ngeri. Gadis itu berjalan menjauh dan akan menjadi penonton saja.

Kedua penjahat itu mengepalkan tangannya hendak meninju Rishi, tapi ditahan oleh kedua tangan Rishi, lalu diputarlah tangan keduanya ke belakang.

Keduanya memekik bersamaan.

Kemudian Rishi lepaskan. Dan masih belum cukup, keduanya menyerang Rishi dari arah samping dan berakhir dilempar oleh Rishi.

Kedua penjahat itu mulai takut, mereka bangkit dengan sangat hati-hati dan kemudian berlari pergi secepat kilat menjauh dari hadapan Rishi.

Rishi tersenyum puas, ia lalu berbalik mencari keberadaan Rhea yang bersembunyi di balik pohon, dekat tempat sampah.

"Kau baik-baik saja?" tanya Rishi sambil membawakan sandal Rhea yang tercecer karena terburu-buru sembunyi.

"Iya, aku baik-baik saja," jawab Rhea.

"Kenapa baru pulang? Sendirian pula, kau tahu seorang gadis tidak baik berada di luar sendirian, kan?" kata Rishi—lebih seperti memberi peringatan.

Rhea keluar dari tempat persembunyiannya.

"Kenapa? Aku memang selalu pulang malam. Dan ya, tidak ada yang menjemputku, jadi tentu saja aku pulang sendirian," balas Rhea sedikit kesal. Sudah tahu dia baru pulang kerja, dan dengan manisnya bilang 'baru pulang sendirian'.

"Baiklah, aku akan mengantarmu, bagaimana?" tawar Rishi.

"Tidak, aku bisa pulang sendiri," tolak Rhea—duduk sebentar dan memakai sandalnya.

"Kau mau ada penjahat lagi yang mengganggumu? Bersyukurlah mereka penjahat junior, jadi belum terlalu berbahaya," ujar Rishi santai.

Rhea menatap pria itu aneh, apa penjahat zaman sekarang juga ada tingkatannya? Bukankah semua penjahat itu sama saja? 

"Mau, tidak? Aku tidak akan berkeliaran semalaman untuk membantumu kalau diserang penjahat lagi," sambung Rishi.

"Baiklah." Rhea menyerah, tidak pa-pa sekali-kali diantar penjahat suka menolong seperti Rishi. Eh?

Keduanya pun mulai berjalan beriringan ke rumah Rhea.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang