26. Permintaan

130 11 104
                                    

Rhea tengah menulis sesuatu ketika Arzoo datang sambil berlari, yang kemudian menutup pintu setengah dibanting.

"Arzoo, ada apa? Kau baik-baik saja?"

Tidak ada jawaban. Bahkan ketika pintu diketuk, tidak dibuka-dan dikunci dari dalam. Rhea tentu saja keheranan melihat itu.

Beberapa detik kemudian, seseorang muncul di tengah-tengah pintu sembari memanggil nama Arzoo. Orang itu adalah Jai, yang kelihatan seperti sedang panik?

"Jai, ada apa? Arzoo kenapa?"

"Kakak Ipar, bisa aku minta tolong panggilkan Arzoo?"

Meski masih bingung, Rhea mengangguk dan kembali masuk. "Arzoo, Jai mencarimu, keluarlah!"

"Iya, Kak!"

Terdengar sahutan dari dalam sana yang mengiyakan perintah Rhea.

Tak lama, Arzoo muncul wajah agak sembap, tetapi tersenyum. Langsung saja Rhea bertanya, "Kau kenapa? Semua baik-baik saja, kan?"

Arzoo mengangguk-masih dengan senyum anehnya itu, sejurus kemudian berjalan cepat keluar.

Penasaran, Rhea mengikuti diam-diam kemudian bersembunyi di sebalik pintu untuk mendengarkan apa yang akan dibicarakan kedua orang itu.

"Jai ..." Arzoo menyebut nama lak-laki itu setelah sekian detik menuduk sambil terlihat meremas jemarinya.

Jai menoleh, "Arzoo?" sebutnya dengan senyuman seperti lega.

"Arzoo, aku bisa jelaskan, itu semua tidak seperti yang kau lihat, kami berdua---maksudku aku dan Mia, tadi---"

"Sssttt," Arzoo memotong ucapan Jai.

"Kau tidak perlu menjelaskan apa pun, Jai. Aku ini sahabatmu, kau pikir apa? Aku akan marah saat kau jatuh cinta? Tidak, Jai. Justru aku senang, sangat senang. Karena apa? Penjahat datar dingin sepertimu pada akhirnya mengenal cinta. Orang bilang, hidup akan lebih terasa hidup saat kau mengenal yang namanya cinta, dan kau akan segera mengerti arti hidup yang sesungguhnya."

"Jatuh cinta? Jai jatuh cinta? Dengan siapa?" gumam Rhea.

"Hei, kenapa kau diam?" Arzoo membuyarkan lamunan Jai.

"Kau tidak marah?"

"Kenapa aku harus marah? Kau sahabatku, aku bahagia saat kau bahagia. Mia gadis yang baik, tidak cocok untuk Sonu yang tidak pernah serius dan selalu mempermainkan perempuan." 

"Mia? Mia yang sama dengan yang bertemu denganku waktu itu, kan?" tanya rhea pada dirinya sendiri. Jadi, ini sebabnya Arzoo pulang tergesa-gesa sambil membanting pintu. Itu semua karena dia ... patah hati?

"Tapi, Arzoo, aku tidak---"

"Tidak apa?"

"Kenapa kau tiba-tiba berlari pulang?"

Rhea bisa melihat Arzoo langsung terdiam. Senyuman yang tadi terpasang di bibirnya, itu langsung melenyap. Sekarang Rhea ingin tahu, apa yang akan Arzoo katakan untuk menjawab pertanyaan Jai itu.

"Aku tadi pulang karena ... karena ... aku ... aku lupa belum mencabut charger ponselku."

Arzoo berdusta, padahal sama sekali bukan itu yang ia lakukan. Kalaupun benar mencabut charger, untuk apa pakai acara mengunci pintu dan tidak menjawab saat dipanggil? Tidak dengar juga tidak mungkin, karena jarak mereka sangat dekat.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang