Bagian satu

53.4K 1.8K 6
                                    

Jangan lupa vote & comment

Happy reading 🤍

__________

Waktu jam makan siang sudah hampir terlewati, tetapi wanita itu masih berkutat dengan komputer didepannya. Masih banyak yang harus dilakukannya untuk penjadwalan dan merapikan berkas-berkas yang baru diterimanya tadi.

"Zar, makan yuk," ajak Alea.

Zara menoleh sekilas lalu menatap layar komputer lagi.

"Kamu duluan aja. Aku belum selesai ngerapihin ini," sahut Zara.

Alea memutar bola matanya.

"Lo kebiasaan deh, Zar, nanti juga bisa. Istirahat dulu deh." Alea berusaha membujuk.

Alea merasa sedikit kesal karena teman dekatnya itu sering melewatkan makan siangnya. Padahal dia tau sendiri apa yang akan terjadi jika melewati jadwal makannya.

"Gue ngerti lo laper, Zar," lanjut Alea.

Zara tersenyum sembari menatap temannya itu. Ia merasa bersyukur bisa memiliki teman dekat seperti Alea yang selalu memperhatikan apapun yang dilakukannya. Sayang dirinya tidak seperhatian itu terhadap diri sendiri.

Zara menatap jam di pergelangan tangannya sekilas lalu mengangguk.

"Oke, yuk makan siang," ucap Zara lalu berdiri dan menggandeng temannya itu.

"Nah, gitu dong. Lo itu gak boleh lewatin jadwal makan. Oh ya, lo gak simpen dulu tuh file-nya?"

Zara menepuk jidat pelan.

"Hampir aja lupa. Makasih udah ngingetin." Zara tersenyum manis.

Setelah selesai menyimpan beberapa file yang tadi dikerjakan, mereka langsung menuju kafetaria kantor mengingat sebentar lagi jam istirahat akan berakhir. Alea langsung mendudukkan diri di meja yang tidak jauh dari pintu masuk.

"Mau makan apa, Al? Biar aku pesenin," ujar Zara menawarkan diri.

"Apa aja yang cepet jadi."

"Jangan bilang apa aja, nanti aku yang bingung."

Alea meringis. "Hmm, Indomie aja sama teh botol yang dingin."

Zara mengangguk dan langsung pergi meninggalkan meja yang di duduki Alea. Tak lama dari itu Zara sudah kembali membawa pesanan mereka. Alea langsung menyantap makanannya.

"Bismillah dulu, Al," tegur Zara.

"Bismillah," ucap Alea cepat dengan masih mengunyah.
Zara hanya menggelengkan kepalanya.

"Bismillahirrahmanirrahim." Zara berucap pelan lalu menyendokkan potongan siomay yang ada di piring.

Zara makan dengan cepat tapi tetap hati-hati agar tidak tersedak. Setengah jam lagi jam makan siang berakhir, dirinya harus segera menyelesaikan pekerjaan tadi. Saat melirik piring Alea, ternyata makanannya sudah habis. Zara melihat pemiliknya, yang dilihat hanya nyengir.

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang