Bagian duapuluh

21.7K 1.1K 27
                                    

Up langsung aja deh 🤩
Jangan lupa tinggalkan jejak

Happy reading 🤍

__________

"Kamu hari ini mau pergi?" Aby bertanya di sela-sela sarapan pagi bersama Zara.

Zara menghentikan kegiatan sarapannya sejenak. Matanya menatap Aby kemudian terlihat berpikir. "Oh iya aku hampir lupa bilang, aku rencananya mau pergi sama Alea siang ini. Boleh, Mas?" Zara meminta izin tentang rencananya dengan Alea kemarin.

Aby balas menatap Zara tepat di matanya. Padahal Aby bertanya seperti itu karena tujuan lain. "Alea yang bawa mobil?" tanya Aby.

Zara mengangguk bingung. "Iya. Aku kan cuma bisa bawa motor."

Bodoh. Aby melupakan itu. Seharusnya ia menanyakan mereka membawa mobil sendiri atau bersama Pak Damar. Tetapi yang terlontar malah pertanyaan itu.

"Iya, silahkan pergi. Jangan kesorean pulangnya. Pake aja kartu debit yang pernah saya kasih," pesan Aby dan kembali melanjutkan sarapan. Ucapan Aby lebih panjang kali ini.

Zara mengangguk lalu tersenyum. "Makasih, Mas Aby."

Aby terdiam sejenak memikirkan sesuatu. "Alea gak suka mabuk-mabukan kan?"

"Eh? Alea gak gitu kok, Mas," cicit Zara yang merasa heran dengan pertanyaan Aby. Kenapa semuanya aneh? Ya, walaupun Alea sedikit bar-bar, tetapi Alea tidak pernah terjerumus pergaulan seperti itu.

Aby terlihat mengangguk. "Baguslah. Kamu jangan minum kopi."

"Eh?" Zara kembali heran dengan ucapan Aby barusan.

Rasanya Zara belum memberitahu jika dirinya tidak bisa minum kopi. Aby selalu acuh pada Zara, tidak pernah menanyakan apa yang ia suka dan apa yang ia tidak suka. Termasuk kopi yang ia hindari. Sedangkan Zara selalu mencari tahu apa yang Aby suka dan tidak suka. Mungkinkah Aby mencari tahu sendiri?

"Kamu dengar, kan?" Ucapan Aby membuyarkan lamunan Zara.

"Iya, aku denger, Mas," sahut Zara pelan. Zara masih heran namun ia senang Aby mengetahui sebagian kecil dari dirinya.

"Kamu pergi juga?" Zara bertanya sebelum sarapan mereka benar-benar selesai.

"Iya, tapi agak siangan berangkatnya. Saya ke atas duluan," ucap Aby kemudian beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Zara.

Zara juga ikut berdiri dan mulai membereskan piring mereka. Karena terlalu fokus dengan piring yang ia susun, Zara tidak menyadari langkah kaki Aby yang kembali menuju dapur.

"Oh iya." Suara berat Aby memecahkan keheningan di dapur yang mampu membuat Zara hampir melempar piring tadi. Zara memegang dadanya terkejut. Beberapa hari ini Zara mudah terkejut karena hal kecil.

"Minggu besok kamu jangan kemana-mana," ucap Aby yang tidak menghiraukan keterkejutan Zara lalu pergi begitu saja setelahnya.

Zara memasang wajah cengo. Ada apa Aby hari ini?

__________

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang