Bagian delapan

17.8K 1.1K 4
                                    

Jangan lupa vote comment

Happy reading 🤍

__________


Zara menatap cincin pertunangannya dengan Aby. Kemudian beralih ke foto dirinya dan Aby yang sedang tersenyum lebar. Hati Zara menghangat mengingat percakapan singkat dengan Aby saat pengambilan foto.

Aby sudah keluar dari kamar mandi lalu menghampiri Zara yang menunggunya di dekat pintu.

"Tante Zala," panggil Isel yang berlari menghampiri Zara.

"Hai, Isel. Jalannya pelan-pelan aja, nanti kamu jatuh." Zara tersenyum hangat pada Isel.

Isel hanya nyengir menanggapi ucapan Zara. "Tante suluh foto sama nenek."

"Om Aby nggak?" tanya Aby.

Isel menatap Aby lalu menggeleng.

"Om Aby jelek, jadi nggak usah foto."

Zara menahan senyumnya sementara Aby menatap Isel heran.

"Kamu anak siapa sih?"

"Kenapa tanya Isel kalo Om tau sendili?"

Aby tidak dapat berkata-kata lagi dengan ucapan Isel barusan. Sepertinya Aby terlalu lama berada di Jakarta hingga tidak tau perkembangan keponakannya.

Zara sudah berdiri di sudut halaman yang telah dihias kemarin. Aby menyusul berdiri disamping Zara. Fotografer langsung memotret ketika Aby dan Zara hanya berdiri berdampingan dengan tersenyum manis. Tiba-tiba Aby menggenggam tangan Zara. Zara awalnya kaget, namun kembali tersenyum menatap ke kamera.

"Zara," panggil Aby.

Zara menoleh dan mendapati mata Aby yang menatapnya. Ini pertama kalinya Aby memanggil namanya. Tanpa mereka sadari, kamera sudah mengambil fotonya yang menatap Aby.

"Kamu cantik hari ini."

Pipi Zara seketika merona dengan pernyataan dari Aby. Zara tersenyum lebar menatap Aby.

"Terima kasih."

"Ndu, Aby sudah nunggu di ruang tamu." Interupsi ibunya dari luar menyadarkan lamunan Zara.

"Bentar lagi Zara keluar," sahut Zara dari dalam kamar.

Zara kembali membenahi pakaiannya yang masih tersisa di kasur. Hari ini hari kepulangannya ke Jakarta untuk beraktivitas seperti biasa lagi. Sudah seminggu lamanya Zara di rumah orang tuanya. Ia sudah di teror oleh Alea untuk kembali dan menjelaskan kenapa Zara lama sekali di rumah ibunya. Zara belum memberitahu Alea tentang perjodohan dirinya. Jangan tanyakan tentang izin di kantornya, ayahnya Aby lah yang menyuruh atasan Zara untuk memberi izin selama satu minggu.

Ting

Ponsel Zara berbunyi singkat. Zara meraih ponselnya dan membuka pesan yang masuk.

Alea
Halo Nona Zara yang terhormat. Cepet balik yee, gue di apart lo sekarang. Lagi ngabisin makanan lo.

Zara
Baiklah Nyonya Alea yang terhormat.

Alea
Sembarangan manggil gue nyonya. Gue masih ting-ting kali.

Zara hanya tertawa kecil dengan balasan Alea. Setelah selesai dengan pakaiannya, Zara keluar dan menghampiri orang tuanya dan Aby yang masih asyik mengobrol di ruang tamu. Zara terdiam sejenak melihat pria yang disamping Aby sedang ikut mengobrol juga. Ia tak tahu jika Raffa ikut bersama mereka.

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang