Bagian limapuluh tiga

30.8K 1.4K 27
                                    

Akhirnya bisa pake sound ini juga 🥺
Play sound sampai akhir part ya guys, biar berasa dicintai wkwk

Happy reading 🤍

__________


Zara memasukkan barang terakhir ke dalam tasnya. Sedangkan Aby terlihat sibuk membenahi barang-barang Zara ke tas yang lebih besar. Aby menegakkan tubuhnya setelah selesai. Peluh sudah membasahi dahi Aby.

"Ada lagi?" tanya Aby memastikan.

Zara mengambil beberapa tisu yang tersedia di nakas. "Udah semua."

Zara memberi isyarat pada Aby untuk mendekat dan langsung dituruti Aby. Aby yang mengerti dengan apa yang akan dilakukan Zara, mensejajarkan wajahnya pada Zara.

Zara tersenyum. "Langsung peka."

Aby memejamkan matanya ketika Zara sudah mengusap dahinya yang berkeringat.
"Suaminya siapa dulu, dong." Aby berucap dengan bangganya.

"Suami siapa emang?" Zara membuang bekas tisu ke kotak sampah yang berada tepat di sebelahnya.

Aby membuka matanya. Dalam hitungan beberapa sekon, Aby mencium pipi Zara sekilas.
"Suaminya Zara."

Hal itu membuat tubuh Zara membeku sesaat. Aby sudah berkali-kali menciumnya namun jantung Zara tetap berpacu cepat setelahnya. Bahkan pipinya sudah memerah sekarang.

"Ayo naik."

Ucapan Aby barusan menggugah lamunan sesaat Zara. Ia menatap kursi roda di hadapannya. Zara menunjukkan raut bingung.

"Buat siapa?"

Aby sontak tertawa. "Ya buat kamu, Sayang."

"Aku bisa jalan sendiri, Mas Aby. Kaki aku sehat, kok," elak Zara. Zara berdiri dari duduknya untuk menunjukkan kakinya dapat menapak dengan sempurna.

Aby menghela napas panjang. "Dari sini ke parkiran jauh, Ra. Nanti kamu capek."

Zara menatap wajah Aby yang nampak khawatir. Semenjak mereka berbaikan beberapa minggu lalu, Aby menjadi super sensitif dengan Zara. Ia benar-benar tidak membiarkan Zara melakukan semuanya sendiri. Harus dengan dirinya, harus berada di dekatnya. Sekali Zara menghilang dari pandangan Aby, jangan tanyakan akan sepanik apa Aby nantinya.

"Aku gak suka pakai kursi roda."

Aby mengangkat alisnya. "Mau ditambah bantal?" Aby mengira Zara tidak nyaman dengan kursi rodanya.

Zara menggeleng. Ia melangkah menghampiri Aby lalu mengaitkan lengannya pada lengan Aby.
"Soalnya gak bisa kaya gini."

Awalnya Aby hanya diam. Sampai akhirnya ia terkekeh. Aby menggeleng heran dengan kelakuan Zara.
"Udah bisa godain juga sekarang."

"Diajarin kamu."

Pada akhirnya Aby menuruti kemauan Zara untuk tidak memakai kursi roda. Dengan syarat jika Zara merasa kecapaian, ia harus mengatakannya langsung pada Aby. Zara mengiyakan saja agar semua kekhawatiran Aby selesai.

"Halo, Regan." Zara menyapa Regan yang sudah stand by di samping mobil seraya membukakan pintu penumpang untuk Aby dan Zara.

"Selamat sore, Nyonya. Saya turut senang anda sudah kembali sehat," balas Regan sopan.

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang