Sebelumnya aku mau nanya, kalian tau cerita aku darimana? Aku kaget kok tiba-tiba rame🥲
Happy reading 🤍
__________
"Mbak Zara!" seru Bu Inar pada Zara yang melamun sampai tidak sadar jika tangannya tergores pisau saat memotong sayuran.Zara hanya menatap lukanya datar. Tidak berniat mengobatinya sama sekali. Matanya begitu lelah hari ini karena susah tidur hingga sedikit lalai mengerjakan tugas dapur. Bagaimana ia bisa tidur nyenyak jika ia dan Aby semalam bertengkar hebat? Itu pertama kalinya Zara seberani itu.
"Biar saya ambilkan obat merah dulu, Mbak."
Zara tersadar dari lamunannya. "Eh, gak usah, Bu. Biar Zara ambil sendiri nanti," ucap Zara dengan senyumannya. Kemudian membersihkan lukanya dengan air mengalir dan melanjutkan memotong sayuran lagi.
"Jangan lama-lama, Mbak. Nanti bisa infeksi," pesan Bu Inar.
Zara hanya tersenyum menanggapi ucapan Bu Inar.
"Bu Inar," panggil Aby dari luar dapur.
Bu Inar membalikkan badannya untuk menjawab panggilan dari tuannya. Sedangkan Zara masih menunduk fokus dengan sayuran. Tidak peduli dengan kehadiran Aby disana.
"Saya mau bicara sesuatu sama Bu Inar dan Pak Damar. Saya tunggu di ruang tengah sekarang, ya," ucapnya datar.
"Baik, Tuan," jawab Bu Inar kemudian berlalu dari dapur.
"Kamu juga, Ra."
Zara menghentikan acara memotong sayuran. Melepaskan apron kemudian menggantungkannya ke tempat biasa. Diliriknya Aby sudah tidak ada di tempat. Entah apa yang akan dibahasnya kali ini.
Zara melangkahkan kakinya menuju ruang tengah. Aby duduk berseberangan dengan Pak Damar dan Bu Inar yang duduk bersebelahan. Zara memilih duduk di sebelah Aby dengan jarak yang cukup jauh.
"Oke, saya gak perlu basa-basi lagi. Saya mau Pak Damar dan Bu Inar berhenti menjadi pekerja di rumah ini," ucap Aby.
Zara langsung menoleh menatap Aby dengan raut terkejut. Apalagi kali ini?
"Mas—"
"Mungkin kalian bertanya-tanya tentang kesalahan kalian sehingga saya memutuskan secara sepihak. Ini karena Pak Damar juga Bu Inar yang tidak bisa menjaga privasi saya. Bukankah saya sudah bilang sebelumnya untuk menjaga privasi keluarga Abraham?"
Privasi lagi? Tidak cukupkah kemarin Aby membahas ini kemarin? Zara dapat melihat Bu Inar dan Pak Damar yang hanya terdiam dan menunduk patuh di tempat duduknya.
"Saya tau dari satpam yang menjaga rumah saya yang lain, bahwa Pak Damar membawa gadis bernama Sabiya ke rumah saya itu. Saya baru sadar jika Sabiya itu ternyata istri saya sendiri," lanjut Aby dengan tenang.
"Mas Aby."
"Saya mohon pengertiannya. Ini salah kalian sendiri. Saya sudah menyiapkan sopir yang akan mengantar kalian ke rumah. Siapkan barang-barang kalian dan saya harap kalian bisa pergi sebelum sore nanti. Sekian dari saya." Aby mengakhiri ucapannya dan berlalu meninggalkan ruang tengah.
Zara langsung menghampiri Bu Inar. Tangannya menggenggam tangan Bu Inar. "Bu Inar jangan khawatir, saya akan coba bujuk Mas Aby lagi. Mas Aby cuma marah sama saya, dia gak akan berhentiin Bu Inar sama Pak Damar."
Bu Inar tersenyum. "Gak papa, Mbak. Ini memang salah kami. Sudah sepantasnya kami keluar karena melanggar perintah Tuan."
Zara menggeleng. Air matanya kembali tumpah. "Ini bukan salah kalian, ini salah saya. Saya yang minta Pak Damar antar saya kesana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahta Hati [End]
Romance*Follow my profile* Zara Aleena Sabiya (24 tahun), seorang sekretaris di salah satu perusahaan AB corp, dijodohkan dengan Abyan Nandana (27 tahun) pemilik AB corp, yang masih memiliki hubungan dengan kekasihnya-Shaquita Ayyara selama sembilan tahun...