Bagian dua

27.5K 1.4K 21
                                    

Jangan lupa vote & comment

Happy reading 🤍

__________

Zara memejamkan matanya lalu menarik napas dalam. Perjalanan ke rumah aslinya kali ini terasa tidak nyaman. Zara bertanya-tanya didalam hatinya apa yang sedang terjadi saat ini. Ibunya tidak memberitahu apa yang terjadi. Semalam ketika ibunya menyuruhnya untuk pulang, Zara keesokan paginya langsung ke kantor untuk meminta izin secara langsung dari bosnya.  Setelah mendapat izin, Zara langsung memesan tiket pesawat ke Palembang.

Tak terasa ia sudah sampai di bandara Sultan Mahmud Badaruddin 2. Zara langsung membereskan barang-barangnya. Tidak banyak yang ia bawa, hanya satu tas sedang yang berisi skincare dan beberapa baju saja. Sebelum turun, ia sempat merapikan jilbab dan pakaiannya yang sedikit berantakan. Dirasa cukup, ia pun siap untuk turun.

Zara mengedarkan pandangannya ke sekitar bandara, mencari jemputannya. Zara tidak melihat orang yang dikenalnya. Ia menelepon ibunya untuk memberitahu jika ia sudah sampai.

"Assalamualaikum, Ibu. Ini Zara udah sampe di bandara. Yang jemput Zara siapa, ya?" tanya Zara

"Oalah, sudah sampe toh. Kamu pake baju apa, Ndu?"

"Zara pake baju coklat, rok krem, jilbab krem. Tasnya warna biru dongker," sahut Zara sambil melihat kesana-kemari mencari orang yang dikenalnya.

"Oh iya-iya. Nanti ada yang nyari kamu. Tunggu aja disitu, ya."

"Iya, Bu. Zara tunggu disini. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam."

Zara mematikan sambungan teleponnya. Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya pelan. Zara sedikit terkejut dan menoleh. Zara menatap pria itu waspada sedangkan pria itu hanya terdiam melihat dirinya. Zara keheranan melihat pria itu diam saja tanpa bicara apapun.

"Maaf, Mas. Mas siapa, ya?"

Pria itu seperti tersadar dalam lamunannya lalu menggeleng pelan.

"Kamu Zara, kan? Saya yang jemput kamu," ucapnya cepat lalu pergi begitu saja.

Zara sempat bingung dan terpaku berdiri ditempat. Tetapi dirinya cepat tersadar dan menyusul langkah pria tersebut. Pria itu membawanya menuju mobil putih dekat pintu keluar bandara. Ia hanya masuk saja tanpa menyuruh Zara untuk masuk. Zara bingung harus percaya atau tidak jika benar pria itu yang menjemputnya. Zara hanya berdiri disamping mobil putih itu. Pria tersebut menurunkan kaca mobil disamping tempat duduknya.

"Kamu mau pulang nggak sih?" ucapnya terlihat sedikit kesal.

"Mas beneran yang jemput saya?" Zara bertanya balik.

"Kamu Zara Aleena Sabiya, kan? Putri bapak Akbar?"

Zara mengangguk bingung.

"Saya ada urusan. Kalo kamu nggak mau naik, saya duluan." ucapnya cepat lalu menutup kaca mobil.

Zara langsung membuka pintu belakang dan masuk kedalam mobil. Tidak peduli dengan tatapan aneh lelaki itu. Mobil akhirnya melaju dengan pelan meninggalkan bandara.

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang