Bagian lima

19.8K 1.1K 3
                                    

Jangan lupa vote & comment

Happy reading 🤍

__________

"Isel, aduh Om capek ngejer kamu terus," teriak Aby pada keponakannya yang masih berlarian di sekitar taman di rumahnya.

Grizelle atau yang kerap disapa Isel oleh keluarganya itu menoleh menatap om nya.

"Om payah. Padahal masih muda udah nyelah ngejel Isel," ucap Isel lalu berlari menghampiri Aby.

Aby meminum minuman yang sudah disiapkan uminya tadi. Ia benar-benar kelelahan bermain dengan Isel sejak tadi sore.

"Masuk yuk, udah mau maghrib nih," ajak Aby pada Isel yang sedang berdiri menatapnya.

Isel menggeleng.

"Om Aby belom nangkep Isel, jadi gak boleh masuk."

Aby menghembuskan napas kasar. Ia sudah sangat lelah jika ingin menuruti permintaan Isel. Aby memutar otaknya untuk merayu keponakan satu-satunya ini.

"Bentar lagi gelap, emang kamu gak takut?" tanya Aby.

Isel terlihat menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"Ngapain takut, Isel kan kalo bobo lampunya di matiin sama Mama jadi gak takut."

Anak kecil ini cerdas juga rupanya.

"Om mau masuk aja deh, takut nanti ada badut muncul disitu," ucap Aby seraya menunjuk semak-semak dekat pagar rumahnya dan berlari ke dalam.

Isel yang ditakuti seperti itu pun langsung menangis kencang memanggil mamanya. Nurul yang mendengar tangisan putrinya langsung menghampiri Isel di taman.

"Om Aby nakal," adu Isel pada mamanya.

Nurul menenangkan Isel yang menangis lalu mengajak putrinya untuk masuk ke rumah. Nurul memperhatikan Aby yang sedang bercanda dengan Umi di dapur. Aby menoleh karena merasa diperhatikan sedangkan Nurul menatap Aby tajam. Aby menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu mengalihkan perhatiannya ke Umi lagi.

"Kamu mandi dulu sana. Nanti masakan Umi ikutan bau kecut lagi." Aby meringis mendengar ucapan uminya.

"Yaudah, Aby mandi dulu ya."

Aby langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Selesai mandi, Aby kembali ke meja makan yang masih kosong. Sambil menunggu makan malam, Aby memainkan ponselnya.

"Ayah masih dikamar, Umi?" tanya Nurul yang baru datang setelah memandikan Isel.

"Iya, lagi mandi tadi."

Aby masih fokus dengan ponselnya sampai akhirnya Isel mengganggu Aby. Isel ikut memencet-mencet layar ponsel Aby. Aby yang di ganggu mendengus kesal atas perlakuan Isel. Ia melirik tajam pada Isel.

"Ada badut nanti di kaki Isel."

"Mama.." rengek Isel memanggil mamanya.

"Aby.." tegur Nurul pelan dengan masih fokus memindahkan makanan dari pantry ke meja makan.

Aby tak mengindahkan teguran Nurul. Malah sekarang makin gencar menggoda Isel yang sangat takut badut daripada gelap. Entah apa yang membuat Isel sangat takut pada badut. Pertama kali Isel melihat badut di lampu merah langsung menangis histeris memeluk mamanya.

"Gigit kaki Isel."

"Nggak!"

"Merayap ke badannya Isel."

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang