Jangan lupa vote comment
Happy reading 🤍
__________
"Aby!" Shasa memekik pelan ketika mendapati Aby berdiri di depan pintu rumahnya.
Shasa tinggal sendirian dirumahnya. Kedua orang tuanya jarang menetap di Indonesia. Kakak dan adik laki-lakinya tinggal di rumah utama bersama para pelayan. Kesibukan Shasa dengan butik yang dirintisnya membuatnya tinggal terpisah dengan dua saudaranya.
Aby tersenyum dan memeluk Shasa. Aby memberikan sebuah paper bag berisi bantal leher milik Shasa yang tertinggal di rumah Aby. Shasa meminta dibawakan bantal lehernya karena rumah Shasa searah dengan kantor Aby.
Shasa tersenyum. "Makasih, Aby. Semalaman aku nyari bantal leher aku dimana, eh ternyata baru inget kalo ketinggalan di rumah kamu."
Aby mengusak rambut Shasa yang masih berantakan. "Kamu belum mandi, ya?" tanya Aby.
Shasa nyengir. "Belom, aku masak dulu tadi. Hari ini Bu Lastri bukan jadwalnya ke rumah kamu, kan?"
"Iya.." jawaban Aby menggantung. Ia jadi teringat Zara yang sempat sedikit terluka saat menyiapkan sarapan untuknya tadi. Aby menepis pikiran tentang Zara dan kembali dengan Shasa.
"Ayo masuk, aku udah masak nasi goreng." Shasa menggandeng tangan Aby dan sedikit menyeretnya menuju meja makan.
Aby duduk di salah satu kursi. Satu piring nasi goreng sudah tersedia di hadapannya. Aby melirik jam tangannya untuk memastikan bahwa ia tidak akan terlambat jika sarapan dengan Shasa sebentar. Aby menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulutnya
"Gimana?" Shasa bertanya pendapat Aby tentang masakannya.
"Kaya biasa," jawab Aby santai.
Shasa cemberut. "Kaya biasa apanya sih?" kesal Shasa.
"Aku biasanya bilang masakan kamu gimana?" Aby bertanya balik.
"Itu aku masak sendiri, Aby. Gak dibantu Mbak Ratna."
Aby mengendikkan bahunya. "Sama aja rasanya." Aby kembali menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.
Shasa mendengus kasar. Percuma saja jika dirinya terus bertanya tentang rasa makanan buatannya sendiri karena Aby akan selalu menjawab dengan hal yang sama. Padahal Shasa sangat menyukai makanan pedas, jadi jika dirinya memasak, ia tidak tahu makanannya akan pas atau tidak di lidah orang lain.
"Boong kamu mah. Lidah kita kan beda pasti gak enak kalo aku yang buat," celetuk Shasa.
"Siapa bilang? Ini enak kok."
"Diem. Lagi makan gak boleh ngomong," potong Shasa galak.
"Iya deh," lirih Aby mengalah.
Aby kembali melanjutkan makan. Sebenarnya masakan Shasa yang selalu dibuat Shasa sendiri selalu terasa pedas di lidah Aby yang tidak menyukai pedas. Aby yakin Shasa telah mengurangi cabai yang di masukkan ke dalam nasi goreng ini. Namun tetap saja masih terasa pedas di lidah Aby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahta Hati [End]
Storie d'amore*Follow my profile* Zara Aleena Sabiya (24 tahun), seorang sekretaris di salah satu perusahaan AB corp, dijodohkan dengan Abyan Nandana (27 tahun) pemilik AB corp, yang masih memiliki hubungan dengan kekasihnya-Shaquita Ayyara selama sembilan tahun...