Jangan lupa vote dan comment yaa
Happy reading 🤍
__________
Zara masih setia menunggu Aby di meja makan untuk sarapan bersama. Jam sudah menunjukkan pukul 07.25. Sudah setengah jam ia berdiam diri. Bu Inar bahkan sudah bolak-balik ke dapur dan melihat Zara yang masih duduk di kursinya."Mbak Zara sarapan duluan aja, mungkin Tuan Aby masih tidur."
Zara tersenyum tipis. "Gak papa, Bu. Saya tunggu Mas Aby aja."
Zara juga merasa heran karena tidak biasanya Aby keluar kamarnya lebih dari jam tujuh pagi sekalipun akhir pekan seperti hari ini. Aby sangat disiplin soal waktu. Karena sudah cukup lama Aby tidak keluar, Zara memutuskan untuk memeriksa kamar Aby. Ia khawatir jika Aby melewatkan sarapan.
"Mas Aby?" Zara mengetuk pintu dan memanggil Aby. Namun tidak terdengar sahutan dari dalam.
Mungkin Aby memang tertidur karena begadang semalaman. Semalam Zara menunggu Aby sampai larut sekali dan ia memilih untuk tidur duluan tanpa menyambut Aby.
Zara membuka pintu kamar Aby yang tidak terkunci. Pandangannya mengelilingi kamar yang kosong. Tidak ada siapapun.
"Apa Mas Aby gak pulang, ya?" gumam Zara.
Belum selesai pemikiran tentang Aby dibenak Zara, orang yang ia pikirkan muncul dari kamar mandi dengan masih memakai piyama tidurnya.
"Maaf, Mas, aku cuma.." ucapannya terpotong karena Aby kembali berbalik menuju kamar mandi.
Zara mengerutkan keningnya melihat itu. Ada yang aneh dengan tingkah Aby pagi ini. Zara kembali menunggu Aby, masih berdiri di posisinya semula. Tak lama dari itu Aby kembali keluar dari kamar mandi.
"Mas, aku udah.."
"Nanti dulu." Aby kembali masuk ke dalam kamar mandi.
Zara terheran-heran melihat Aby yang terus keluar masuk kamar kecil. Beberapa detik setelahnya Zara baru sadar jika Aby memiliki masalah dengan perutnya. Aby kembali keluar. Wajahnya yang sedikit pucat membuat Zara sedikit khawatir. Aby berjalan pelan menuju sofa di sudut kamar.
"Kenapa?" tanya Aby pelan. Kepalanya sudah ia sandarkan di sandaran sofa. Mata Aby sudah terpejam.
Zara mendekati Aby. "Kamu diare, ya, Mas?" Zara tidak menggubris pertanyaan Aby.
Aby membuka matanya dan menatap Zara. "Sepertinya."
"Sebentar, aku ke kamar dulu." Zara berlalu dari hadapan Aby. Aby tidak menghiraukan itu dan kembali memejamkan matanya.
Tak lama, Zara sudah kembali ke kamar Aby. Di tangannya sudah ada beberapa obat dan minyak kayu putih. Zara mengambil gelas yang berisi air putih milik Aby di nakas dan memberikannya pada Aby.
"Mas Aby minum obat ini dulu," perintah Zara.
Aby menerima obat dan minum yang diberikan oleh Zara dan langsung meminumnya. Tanpa aba-aba Zara duduk disamping Aby. Aby sempat kaget, tetapi mencoba untuk bersikap biasa saja.
"Dan ini dibalurin di perut kamu." Zara memberikan minyak kayu putih pada Aby.
Aby menggeleng. "Saya gak suka bau minyak urut."
Zara mengerutkan keningnya. "Emm, ini minyak kayu putih, Mas."
Aby tertegun. Aby menetralkan raut wajahnya yang mungkin tampak aneh bagi Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahta Hati [End]
Romance*Follow my profile* Zara Aleena Sabiya (24 tahun), seorang sekretaris di salah satu perusahaan AB corp, dijodohkan dengan Abyan Nandana (27 tahun) pemilik AB corp, yang masih memiliki hubungan dengan kekasihnya-Shaquita Ayyara selama sembilan tahun...