Bagian limabelas

19.1K 1.1K 7
                                    

Jangan lupa vote comment
Play sound 🔊

Happy reading 🤍

__________

Zara memoleskan bedak lagi sebagai sentuhan terakhir make up nya. Zara melengkungkan bibirnya mencoba tersenyum senatural mungkin. Namun air matanya tiba-tiba menetes begitu saja. Zara cepat-cepat menghapus jejak air mata tadi.

Zara berusaha menahan sesak di dadanya. Zara tidak ingin menangis lagi. Setidaknya sebelum pesta selesai, Zara tidak ingin menangis dulu. Zara menarik napas dalam lalu menghembusnya perlahan. Hal itu terus dilakukannya sampai hatinya terasa sedikit tenang.

Tangannya terulur mengambil kotak cincin kemudian menyematkan cincin di jari manisnya. Zara menatap cincin pernikahannya lama. Sudah tiga bulan berlalu, dan tidak ada yang berubah. Semuanya. Sikap Aby yang sama. Pola kegiatan 1x24 jam yang hampir sama. Percakapan dengan Aby yang hampir sama setiap hari. Tidak ada kemajuan dalam hubungannya dengan Aby. Sampai Zara sering berpikiran, sampai kapan pernikahan ini akan berlanjut? Haruskah berlanjut atau tidak?

Zara mencium cincinnya sekilas lalu berdiri dari duduknya. Sekali lagi Zara memastikan wajahnya tidak aneh. Bagaimanapun, Zara membawa nama Aby jika menghadiri pesta relasi seperti ini. Setelah siap, Zara keluar dari kamar dan menghampiri Aby yang telah siap sejak beberapa menit lalu.


"Mas Aby," panggil Zara.

Aby yang berdiri disamping mobilnya menoleh. Matanya memperhatikan Zara saksama. Masih seperti sebelumnya, Zara tetap memukau dengan caranya sendiri jika mengunjungi pesta bersamanya. Aby membukakan pintu penumpang untuk Zara.

"Terima kasih." Zara mengucapkannya dengan tersenyum lembut.

Aby memutari mobil untuk masuk ke sisi yang berlainan dengan Zara. Mobil sudah berjalan perlahan meninggalkan pekarangan rumah. Lagi dan lagi, keheningan menyapa mereka berdua. Tidak ada yang mengawali percakapan. Hingga mereka sampai di acara, Aby memberikan lengannya untuk digandeng oleh Zara.

Aby dan Zara memasuki rumah besar yang sudah dihias sangat mewah. Beberapa menyapa Aby dan Zara sekilas sebelum mereka berdua sampai di meja yang telah disiapkan tuan rumah. Zara melihat tidak banyak orang disini, dan tentunya hampir semua orang sangat mengenal Zara karena mereka orang yang sama dengan orang-orang yang ditemui Zara di acara privat lainnya.

"Halo Aby, Zara. Ayo aku tunjukin tempat duduknya," sela Tere, salah satu sosialita disini.

Zara tersenyum dan mengikuti Tere ke meja yang hampir dipenuhi orang lainnya. Terlihat Raffa juga yang sudah berbincang ringan dengan orang-orang lain. Zara tersenyum sekilas pada Raffa. Entah sejak kapan Zara dan Raffa tidak merasa canggung sama sekali. Mereka sudah seperti teman.

Aby menarik salah satu tempat duduk untuk diduduki oleh Zara. Seperti kebiasaannya.

"Aby selalu sweet terus sama Zara. Dingin-dingin tapi manis banget kalo sama Zara," celetuk Reina.

"Masih bau-bau pengantin baru, jadi masih anget-angetnya," goda Karina.

"Aku masih pengantin baru, udah gaada anget-angetnya lagi tuh." Tere sepertinya menyindir suaminya.

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang