Bagian duapuluh sembilan

17K 991 20
                                    

Play sound gengs 🔊

Happy reading 🤍

___________

"Wah, bekalnya cantik banget, Mbak," puji Bu Inar.

Zara tersenyum senang. "Cantik banget?"

Bu Inar mengangguk semangat. "Pasti Tuan Aby nanti suka."

Mendengar itu membuat Zara tambah semangat untuk kembali menghias bento milik Aby. Rencananya hari ini Zara akan membawakan makan siang ke rumah Raffa. Menurut informasi Raffa kemarin, Aby akan pulang sore ini. Jadi sebelum Aby pulang, Zara ingin memberi kejutan pada Aby.

"Tapi nanti ganggu Mas Aby gak, ya, Bu?" tanya Zara.

"Kan yang bawa istrinya, Tuan Aby malah seneng." 

Senyuman tak lepas dari wajah Zara sejak dirinya menghias bento ini. Tak sabar rasanya untuk bertemu Aby nanti.

"Oke, udah selesai," seru Zara.

Zara menutup kotak bento lalu menaruhnya ke dalam eco bag. Setelah itu Zara menghampiri Pak Damar untuk mengantarnya ke rumah Raffa.

"Pak Damar, ayo berangkat."

"Siap, Mbak," sahut Pak Damar yang tak kalah semangat juga.

Sepanjang perjalanan, Zara tak henti bersenandung kecil menandakan dirinya begitu senang sekarang. Jujur saja, Zara sangat merindukan pria itu. Sudah tiga hari mereka tidak bertemu. Terakhir keduanya berkirim kabar kemarin siang.

Zara memencet bel rumah dan memberi salam berkali-kali. Cukup lama menunggu sang tuan rumah membukakan pintu. Hingga lima menit berselang, Raffa akhirnya membuka pintu. Zara terkekeh melihat muka bantal Raffa dengan tangannya yang sesekali mengucek matanya.

"Zara?" beo Raffa dengan suara serak khas bangun tidur.

Zara tersenyum sambil melambaikan tangannya. "Mas Raffa gak kerja?" tanya Zara.

Raffa menggeleng. "Aku ambil cuti sehari. Maaf baru bukain pintu, aku baru bangun tidur."

"Eh, kamu ngapain kesini?" Raffa yang bertanya.

Zara menyodorkan eco bag yang sedari tadi di pegangnya ke hadapan Raffa. Sedangkan Raffa menatapnya bingung.

"Aku bawain makan siang buat Mas Aby sama Mas Raffa," ucap Zara yang terdengar masih semangat.

Raffa mengerutkan keningnya dengan masih menatap eco bag milik Zara. "Aby?" Raffa bertanya memastikan.

Zara mengangguk. "Mas Aby masih tidur? Atau hari ini berangkat kerja?"

Raffa kini menatap Zara cukup lama. Raffa bingung dengan ucapan Zara. Jelas sekali bahwa semalam Aby pulang dengan terburu-buru.

"Aby udah pulang dari semalem, Ra."

Senyuman di bibir Zara seketika luntur. Sekarang Zara yang bingung dengan pernyataan Raffa. Pulang? Zara bahkan tidak merapikan kamar Aby tadi pagi karena kamarnya benar-benar belum tersentuh oleh siapapun sejak tiga hari yang lalu.

"Zara?" panggil Raffa karena Zara terlihat melamun.

"Huh? Oh iya, itu Mas Aby—"

"Aby gak pulang ke rumah?" Raffa memotong perkataan Zara yang terpatah-patah.

Zara diam tidak menjawab pertanyaan Raffa. Sebelum akhirnya Zara menyodorkan eco bag berisi makan siang  pada Raffa.

"Ini buat makan siang Mas Raffa aja, aku.. pulang dulu. Maaf ganggu waktu tidur Mas Raffa. Assalamualaikum."

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang