Bagian empatpuluh lima

31.1K 1.4K 20
                                    

Happy reading 🤍

__________

Raffa termenung menatap Ken dengan tatapan yang sulit diartikan. Aby menoleh untuk melihat reaksi Raffa. Keduanya benar-benar terdiam setelah mendengarkan Ken. Siapa yang akan menyangka jika teman yang dulunya selalu bersama ternyata mempunyai ayah yang sama?

"Raf.."

Raffa tiba-tiba berdiri dan langsung meninggalkan ruangan. Aby yang dari awal khawatir dengan Raffa ikut berdiri dan akan mengejar Raffa. Namun harus terhenti karena suara Ken kembali menginterupsinya.

"Satu hal tentang tante lo itu. Gue gak nyentuh dia sama sekali. Dia bunuh dirinya sendiri sesaat setelah gue selesai dengan suami tercintanya itu."

Aby tidak merespon ucapan Ken yang kelewat santai itu. Ia memilih mengejar Raffa yang mungkin sudah jauh dari sini. Aby sangat tidak ingin Raffa nekat melakukan hal bodoh. Begitu sampai parkiran, mobil Raffa sudah melewati pagar keluar dari area kantor polisi.

"Sial," umpat Aby pelan.

Tak ingin membuang waktu, Aby bergegas menuju mobilnya sendiri dan mengekori mobil Raffa dari belakang. Aby menyalakan klakson berkali-kali agar Raffa mau berhenti. Tapi Raffa tetap acuh dan makin melajukan mobil semakin cepat.

"Nyari mati nih orang." Aby bergumam sendiri.

Aby tak ingin kalah. Ia balas melajukan mobil di atas rata-rata. Aby bahkan menyalip Raffa dan mencoba menghalau mobil Raffa. Raffa yang tidak sempat mengerem laju mobilnya sendiri, menabrak mobil Aby sampai penyok separuh. Untung saja tabrakan itu tidak mengakibatkan luka fatal pada Aby.

Raffa membuka pintu dan menghampiri Aby dengan raut tidak bersahabat.

"Lo ngapain halangin gue?! Mau mati karena gue?!"

Aby memberi satu pukulan tepat di wajah Raffa yang belum sepenuhnya pulih karena pertengkaran kemarin. Tidak peduli tangannya yang sudah kebas akibat benturan tadi.

"Lo yang hampir mati, sialan!" Aby balik berteriak pada Raffa.

Raffa mengusap wajahnya cepat.

"Yang gue omongin bener, kan? Semuanya karena gue, By. Papa, Mama, lalu Zara." Raffa bertutur pelan.

Aby kembali memukul Raffa untuk memperingati Raffa. Namun Raffa tidak mengindahkan itu.

"Gue paham kehidupan Ken dulu kaya apa. Tapi dengan gak tau dirinya gue bisa hidup nikmati apa yang gue punya. Gue gak tau diri biarin Ken sendirian."

Kali ini Aby menarik kerah Raffa kasar.

"Itu salah Devan. Bukan lo, bodoh! Dia yang seharusnya tanggung jawab dengan apa yang dia perbuat!" Aby meneriaki Raffa tepat di depan wajahnya. Aby melepaskan cekalannya pada Raffa.

"Berenti nyalahin diri lo sendiri. Lo gak tau apa-apa. Gue juga gak tau masalah itu. Seandainya kita tau, kita gak akan biarin Ken. Ken cuma kalut karena satu-satunya keluarga yang dia punya disakitin gue. Dia gak mau kehilangan lagi. Lo pikir kalo lo pergi juga Ken bakal puas?"

"Ken gak akan tega lo nanggung semuanya seperti yang dia bilang. Gak ada yang salah karena lo hidup punya segalanya. Itu jalan hidup lo."

Aby menetralkan napasnya yang memburu. "Tentang Zara... gue tau lo sayang Zara, tapi lo gak perlu merasa tanggung jawab. Gue yang seharusnya tanggung jawab, Raf. Semuanya gak akan terjadi kalo gue gak sakiti Shasa sedalam itu. Lo gak perlu denger alasan Ken tentang Zara lagi." Aby menurunkan intonasi suaranya.

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang