Bagian tigapuluh enam

22.8K 1.3K 60
                                    

Happy reading 🤍

__________

Zara menghirup napas dalam sebelum benar-benar masuk ke lokasi yang diberi Shasa tadi. Zara perlu menyiapkan hatinya dulu sebelum bertemu Shasa kembali. Ia tidak pernah menyangka sebelumnya jika akan bertemu dengan cara seperti ini.

"Aku tunggu kamu diluar," ucap Raffa tiba-tiba.

Zara berjengit kaget. "Ah, Mas Raffa. Aku kira siapa. Alea udah pulang?" tanya Zara. 

"Udah, aku pesenin dia taksi tadi."

Zara hanya mengangguk singkat.

"Sana masuk. Kalo butuh apa-apa panggil aku," ucap Raffa lagi.

Zara tersenyum. Padahal Zara merasa itu tidak perlu. Zara kembali membulatkan tekadnya dan mulai melangkah masuk. Raffa memperhatikan Zara dari luar. Raffa sebenarnya khawatir Zara tidak baik-baik saja begitu selesai bertemu dengan Shasa. Maka dari itu ia lebih memilih menunggu Zara dari luar. Namun kegiatan Raffa memperhatikan Zara harus tertunda ketika ponselnya berbunyi nyaring. Raffa memilih menjauh dari sana untuk mengangkat panggilan.

Shasa melambaikan tangannya pada Zara yang baru masuk. Zara kembali berjalan menghampiri Shasa. Begitu sampai, Zara langsung mengambil tempat di depan Shasa. Di hadapannya sudah ada secangkir es kopi. Zara hanya menatap kopi tersebut lalu kembali menatap Shasa. Perasaan Zara jadi berbeda ketika berhadapan dengan Shasa sekarang setelah mengetahui siapa Shasa.

Shasa tersenyum lebar. "Aku kira kamu bakal lama. Eh, teman kamu mana?"

"Oh, dia udah pulang duluan tadi," jawab Zara.

Shasa manggut-manggut. "Kenapa gak ajak Raffa aja tadi? Kalian kayanya deket," goda Shasa.

Zara mengerutkan keningnya bingung. "Maksud kamu?"

"Lho, kamu gak tau kalo Raffa suka kamu?" tanya Shasa balik.

Zara tersenyum walau bingung tau darimana Shasa tentang ia dan Raffa. Sepertinya tidak mungkin Raffa sendiri yang bercerita pada Shasa.

"Maaf, aku sudah menikah," jawab Zara tenang.

Shasa menutup mulutnya. "Aduh maaf, aku gak tau. Yah, Raffa beneran jadi sadboy dong."

Zara tersenyum tipis. "Kamu tau soal itu darimana?" tanya Zara memberanikan diri.

"Dari pacar aku."

Zara diam. Maksud Shasa adalah Aby. Entah bagaimana, hatinya tiba-tiba terasa sakit mendengar perempuan lain mengakui Aby sebagai pacarnya.

"Kamu punya pacar ternyata," ujar Zara pelan.

Shasa mengangguk semangat. "Iya, pacar aku juga temennya Raffa. Bukan temen sih, mereka masih keluarga."

Shasa menatap minuman di hadapannya lama. Sedangkan Zara masih diam menunggu Shasa berbicara lagi. Shasa tersenyum singkat.

"Kami pacaran 9 tahun tapi beda keyakinan. Aneh, kan? Udah tau ujungnya, tapi kami masih aja bertahan," ungkap Shasa langsung.

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang