Maaf kemarin kepencet publish..
Jangan lupa vote commentHappy reading 🤍
__________
Zara mengerjapkan matanya perlahan ketika alarm berbunyi nyaring. Tangannya meraba nakas untuk mematikan alarm. Terlihat jam sudah menunjukkan pukul setengah lima subuh. Zara duduk dari tidurnya dan termenung memikirkan sesuatu.
"Semalem, kan aku.." Zara menggantungkan ucapannya.
Seingat Zara, ia tertidur di pelukan Aby setelah berbicara panjang dengan Aby. Setelahnya Zara tidak ingat apa-apa. Zara tersenyum memikirkan kemungkinan ia bisa tertidur di ranjangnya sendiri. Ah, rasanya masih seperti mimpi melihat Aby memeluknya dan mendengar Aby berbicara banyak semalam.
Zara bangkit dari ranjangnya dengan perasaan senang. Mungkin hari ini akan menjadi hari yang penuh senyum karena terus mengingat manisnya Aby semalam, walau mereka masih pisah kamar saat ini.
Setelah selesai mandi, sholat subuh dan membereskan kamar, Zara menuju kamar Aby untuk menyiapkan pakaian kerja Aby.
"Astaghfirullah, Mas Aby!"
Zara lupa mengetuk pintu terlebih dahulu. Zara reflek berteriak sambil menutup matanya dengan tangan begitu melihat Aby yang hanya berbalut handuk di pinggangnya. Aby ikut berjengit kaget melihat Zara yang tiba-tiba masuk dan berteriak.
"Aku ikutan kaget, Ra."
"Maaf, aku reflek. A-aku keluar dulu," ucap Zara gugup.
Zara berjalan cepat kembali menuju pintu untuk keluar. Aby yang melihat itu terkekeh pelan. Tadinya Aby akan memakai kaos oblong sambil menunggu Zara datang, tapi Zara sudah masuk ke kamarnya duluan.
"Masuklah," cetus Aby begitu selesai.
Zara menoleh dan tersenyum canggung. Dilihatnya sekilas, Aby sudah mengenakan kaos. Kakinya melangkah cepat ke dalam kamar. Zara langsung menuju lemari dan mengambil setelan Aby. Tubuh kecilnya bergerak gesit ke ujung kamar untuk menyetrika. Setelan jas Aby sebenarnya sudah disetrika semalam, tapi Aby selalu berkata bahwa sebelum berangkat kerja harus disetrika lagi walau sebentar. Repot bukan? Tetapi Zara tidak merasa direpotkan.
Aby masih memandang Zara yang sangat fokus dengan pakaian yang disetrikanya. Dirinya merasa diabaikan sekarang. Aby berjalan mendekat pada Zara dan mengambil kemeja polos yang sudah selesai disetrika.
"Ini jasnya.. loh?" Ucapan Zara terpotong saat melihat Aby hanya menyampirkan kemeja tadi ke pundaknya.
"Tolong pakein."
Zara mengerutkan keningnya dan memasang wajah heran. Tapi detik selanjutnya ia mendekati Aby dan memakaikan kemeja ke tubuh Aby tanpa banyak tanya.
"Kamu diem aja daritadi, aku yang bingung," ucap Aby pelan. Zara sudah mengancingkan kancing pertama. Aby masih menatap wajah Zara, wajah yang tidak pernah bosan ia pandang berjam-jam.
"Aku yang bingung sama kamu, kamu sadar nggak sih kalo kamu itu.. beda beberapa hari ini?" Zara menatap Aby tapi tidak lama karena Zara masih malu untuk menatapnya lama.
"Kamu juga beda." Aby terlihat berpikir.
"Lebih banyak ngomongnya sekarang," lanjut Aby.
"Perasaan aku memang banyak ngomongnya daripada kamu," sahut Zara tak mau kalah.
Aby diam sejenak merasa benar dengan ucapan Zara.
"Aku orangnya gak mudah dekat dengan orang lain," aku Aby jujur.Tangan Zara yang sedang mengancing kemeja bagian tangan terhenti. "Aku masih orang lain bagi Mas Aby?" tanya Zara pelan hampir tidak terdengar oleh Aby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahta Hati [End]
Romance*Follow my profile* Zara Aleena Sabiya (24 tahun), seorang sekretaris di salah satu perusahaan AB corp, dijodohkan dengan Abyan Nandana (27 tahun) pemilik AB corp, yang masih memiliki hubungan dengan kekasihnya-Shaquita Ayyara selama sembilan tahun...