Bagian enam

18.2K 1K 2
                                    

Jangan lupa vote & comment

Happy reading 🤍

__________

Zara memoleskan sedikit lip tint di bibirnya. Setelah semua siap, Zara keluar dari kamarnya untuk menemui abah dan ibu yang sudah siap di ruang keluarga.

"Sudah siap, Ndu? " tanya ibu.

Zara mengangguk.

"Sudah, Bu."

Malam ini keluarga Zara diundang untuk makan malam bersama di kediaman Abraham, ayah Aby. Zara belum bertemu dengan Aby lagi sejak Aby menjemputnya di bandara kemarin. Ini pertemuan keduanya dengan Aby.

Zara melamun di sepanjang perjalanan memikirkan perjodohannya ini. Sejak abah dan ibu memberitahu Zara tentang perjodohan ini, Zara tak pernah berhenti memikirkan jawaban apa yang akan ia beri.

"Zara, ayo turun." Suara Abah membuyarkan lamunan panjangnya. 

Zara sedikit tersentak dengan ucapan Abah. Ia tak sadar jika sudah sampai karena dari tadi tak memperhatikan sekitar. Zara keluar dari mobil lalu pandangannya menatap lurus ke rumah di depannya. Rumah bergaya modern yang memanjakan mata. Zara melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah ini. Mereka disambut dengan beberapa pelayan di rumah ini. Pelayan itu langsung mengantarkan Zara dan orang tuanya ke taman belakang rumah yang sudah disiapkan khusus untuk malam ini.

"Eh, sudah dateng," ucap seorang wanita paruh baya.

Zara menyalimi Umi dan Nurul yang sedang membantu pelayan menyiapkan makanan. Umi tersenyum lembut menatap Zara.

"Zara apa kabar? Lama banget gak ketemu, ya?"

Zara tersenyum. "Alhamdulillah baik, Umi."


"Hanna, Zara makin lama makin mirip kamu waktu muda," kekeh umi pada ibunya Zara.

"Kalo mirip kamu nanti ya aneh, Syah," sahut ibunya Zara.

Umi mempersilahkan Abah, Ibu, dan Zara untuk duduk di meja makan. Abraham datang dengan Isel di gendongannya. Zara menyalimi Ayah Aby yang baru datang. Isel turun dari gendongan kakeknya dan seketika menghampiri Zara.

"Tante siapa?" tanya Isel penuh rasa ingin tahu.

"Ini tante kamu juga Isel, namanya Tante Zara," jelas Nurul pada putrinya itu.

"Tante Zala cantik. Nama aku Isel," ucap Isel lucu dengan memperkenalkan dirinya.

Zara tertawa kecil mendengarnya.

"Hai, yang lebih cantik. Senang bisa ketemu kamu Isel."

Isel tertawa dan memilih duduk di sebelah Zara. Mereka berbincang-bincang ringan sebelum makanan disiapkan oleh pelayan. Zara memerhatikan wajah-wajah yang ada disini. Umi yang nampak berseri mengobrol dengan ibunya yang terlihat senang juga. Ayah dan Abah yang berbincang ala pria dengan sesekali tertawa. Zara mengalihkan pandangannya ke Nurul. Nurul tersenyum lembut menatap Zara. Zara balas tersenyum melihatnya.

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang