Jangan lupa vote comment
Happy reading 🤍
__________
"Kamu tadi habis darimana?" Aby membuka percakapan dengan Zara saat mereka menuju perjalanan pulang ke rumah.Zara mengerutkan keningnya heran. Tidak biasanya Aby bertanya pada Zara tentang hal yang berbeda.
"Aku ke toilet," jawab Zara singkat. Sengaja, karena Zara mengira Aby akan lebih banyak bertanya nantinya.
"Selama itu?"
Zara mengulum senyumnya. Perkiraan Zara benar. Hal sepele yang membuatnya senang hanya karena Aby bertanya tentang dirinya. "Tadi aku keluar bentar."
"Kemana?"
"Cari angin." Zara meniru ucapan Raffa saat mengajaknya tadi.
Aby terlihat menghela napasnya panjang. "Kalo kamu memang bosan dengan acaranya, kamu bisa bilang sama saya. Saya bisa cari alasan untuk cepat pergi dari acara. Bukan dengan melarikan diri seperti tadi."
"Istri pimpinan menunggu kamu tadi."
Zara tertegun sejenak. Rasa senang yang melingkupi hatinya tadi hilang begitu saja. Zara mengira Aby bertanya karena penasaran dengan kegiatan Zara, tetapi dugaannya salah. Ini tentang menjaga hati istri pimpinan ternyata. Zara menunduk.
"Maaf," ucap Zara lirih.
Aby tidak menjawab. Mata Zara memanas dan Zara membenci itu. Zara membenci keadaan hatinya yang menjadi lemah semenjak pernikahannya. Ayolah, hanya teguran dari Aby ia ingin menangis. Padahal ia sudah sering mendapat teguran dari Aby sebelumnya.
Begitu sampai dirumah, Aby berlalu begitu saja dari Zara tanpa sepatah kata. Hal yang biasa ia lakukan, tetapi Zara merasa diamnya Aby berbeda. Mungkin Aby marah padanya karena hal tadi. Zara sedikit berlari menyusul Aby. Aby yang hendak membuka pintu kamarnya terhenti karena tangan Zara mencegahnya.
Zara memberanikan diri menatap mata Aby dalam. Melihat sorot Aby seperti marah, sempat membuat Zara ingin mundur dari pijakan kakinya sekarang.
"A-aku minta maaf."
Aby diam dan berusaha membuka pintu kamarnya lagi tetapi tertahan oleh Zara.
"Aku gak bakal bisa tidur kalo suami aku sendiri marah sama aku." Zara berucap cepat.
Aby sudah membalas tatapan Zara lagi. Kali ini tatapan Aby tidak terlihat marah seperti sebelumnya.
"Saya maafkan. Lain kali bilang sama saya kemanapun kamu pergi. Walaupun hanya via pesan," ujar Aby dingin.
Zara mengangguk cepat dan melepaskan tangannya pada Aby. Aby membuka pintu kamarnya kemudian berlalu dari hadapan Zara. Zara tersenyum getir memandang pintu yang tertutup di hadapannya. Zara berbalik akan menuju kamarnya.
Sejenak matanya berkeliling menatap kamar yang ditempatinya sendirian selama tiga bulan ini. Tanpa sadar air matanya menetes lagi.
"Cengeng." Zara berkata pada dirinya sendiri dengan tangannya yang menghapus air mata di pipi.
Sementara di kamar lain, Aby memijit kepalanya pelan. Perasaan bersalah kembali menghampiri dirinya. Istri pimpinan sebenarnya tidak mempermasalahkan Zara yang lama tidak kembali. Entah bagaimana, justru Aby yang terusik menunggu Zara kembali ke meja. Aby yang sebenarnya menunggu Zara kembali ke meja. Bukan istri pimpinan.
Aby kini menatap foto pernikahannya tiga bulan lalu. Tatapan berbinar dan senyuman lebar Zara di foto mampu membuat Aby diam-diam tersenyum. Benar kata Umi, jika senyuman Zara bisa menular ke orang yang melihatnya. Tetapi Aby tidak mensyukuri hal itu dengan menyakiti Zara secara perlahan. Aby menyadarinya, namun ia masih bertingkah tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahta Hati [End]
Romance*Follow my profile* Zara Aleena Sabiya (24 tahun), seorang sekretaris di salah satu perusahaan AB corp, dijodohkan dengan Abyan Nandana (27 tahun) pemilik AB corp, yang masih memiliki hubungan dengan kekasihnya-Shaquita Ayyara selama sembilan tahun...