Happy reading 🤍
__________
"Mau masuk dulu?" Shasa bertanya sebelum turun dari mobil Aby.
"Kapan-kapan aja," jawab Aby dengan senyum yang mengembang.
Shasa mengangguk paham. Mungkin Aby masih belum mau bertemu dengan Kenneth, abang Shasa. Tidak, bukan Aby tapi Kenneth yang menghindar dari Aby. Sulit bagi keduanya untuk berhubungan baik kembali.
"Aku turun, ya. Dadah."
Aby tersenyum melihat Shasa yang masih melambaikan tangan setelah keluar mobil. Aby balas lambaian tangan dari dalam. Shasa menunggu sampai mobil Aby benar-benar menghilang dari pandangannya.
"Dianter Aby?"
Shasa tersentak kaget mendengar suara yang tiba-tiba menginterupsinya. "Abang, ih!"
Ken mengerutkan keningnya. "Orang nanya kok," ucapnya santai sambil kembali menyeruput teh yang dibawanya.
"Suara lo yang ngagetin!" sungut Shasa kesal.
Ken terkekeh pelan. "Sorry. Lama juga lo pacaran sama Aby. Gak sadar apa kalo kalian beda?"
Shasa mendengus kecil. "Iya, selama lo ngehindar juga dari Aby sama Raffa." Shasa menghindari pertanyaan terakhir.
Shasa menatap Ken cukup lama. Sedangkan yang ditatap malah menghindari tatapan Shasa.
"Bang, Aby udah maafin lo. Gak kaya ayahnya. Sampai kapan lo mau gini terus?" Suara Shasa terdengar memelan. Berharap Ken akan luluh mungkin.
"Gue.. sampai kapanpun gak mau ketemu mereka," Ken juga tak kalah berucap pelan pada Shasa. Sebelum akhirnya tersenyum hangat dan melanjutkan perkataannya,
"Semuanya gak akan sama lagi setelah gue tau dia."
Shasa memutar bola matanya malas. "Sebenernya dia yang lo maksud siapa, sih? Raffa? Lo gak pernah mau bilang."
Ken mengusak rambut Shasa sampai berantakan, membuat sang empu bertambah kesal. "Bukan Raffa-nya. Udah sana masuk, temenin Xavier nonton kartun."
Shasa cemberut. "Xavier, kakak cantik pulang!" Shasa berteriak ketika belum sampai di pintu utama sepenuhnya. Sengaja, karena kesal dengan abangnya itu.
Ken hanya tersenyum melihat itu. Menurutnya, Shasa tidak perlu mengetahui seluk-beluk dari permasalahan Ken dengan salah satu keluarga Aby. Itu sudah selesai sembilan tahun yang lalu sejak orang itu meninggal.
__________
"Bu Inar."
Bu Inar menoleh sesaat namanya dipanggil. "Eh, Tuan sudah pulang. Mau saya siapkan makan malam, Tuan?"
Aby duduk di kursi. "Zara?" ucap Aby singkat dengan maksud menanyakan makan malam Zara.
"Mbak Zara sudah makan malam lebih awal, Tuan. Sekarang sudah ke atas duluan," jelas Bu Inar.
Aby mengangguk-angguk saja menanggapi penjelasan dari Bu Inar. Walau banyak yang ingin ditanyakan tentang kegiatan Zara hari ini pada Bu Inar, Aby akan bertanya sendiri dengan Zara. Zara seperti acuh padanya hari ini. Padahal Aby sengaja pulang sedikit lebih cepat agar bisa makan malam bersama Zara.
Aby makan sedikit malam ini. Entahlah, mendadak dirinya tidak terlalu lapar. Juga masih tersisa martabak yang dibelinya untuk Zara. Aby memeriksa kamar Zara terlebih dahulu, namun Zara tidak ada didalamnya. Aby dapat menebak dimana Zara sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahta Hati [End]
عاطفية*Follow my profile* Zara Aleena Sabiya (24 tahun), seorang sekretaris di salah satu perusahaan AB corp, dijodohkan dengan Abyan Nandana (27 tahun) pemilik AB corp, yang masih memiliki hubungan dengan kekasihnya-Shaquita Ayyara selama sembilan tahun...