Bagian empatpuluh enam

31.2K 1.4K 32
                                    

Happy reading 🤍

__________


Aby terdiam lama mencermati tulisan di layar komputer yang berisi pekerjaannya. Saking fokusnya Aby sampai tidak menyadari hari yang sudah mulai sore. Ya, Aby berusaha untuk tetap menekuni pekerjaannya walau lima bulan terakhir ini Zara masih belum bangun dari tidur panjangnya. Zara seperti lebih nyaman untuk tetap memejamkan mata untuk waktu yang lama.

Setiap harinya Aby selalu diliputi rasa cemas ketika mengingat Zara. Itu membuat pekerjaannya sering tidak berjalan lancar. Ia bisa fokus seperti ini saja merupakan suatu keberuntungan. Jika sudah seperti ini, Aby akan berusaha tidak menyia-nyiakan kesempatan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan.

Pintu diketuk pelan. Aby hanya berdehem singkat sebagai jawaban. Regan masuk lalu berjalan perlahan mendekati meja Aby. Matanya sedikit melirik layar yang membuat perhatian Aby tidak teralih semenjak siang tadi.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Regan menawarkan diri.

Aby menggeleng. "Tidak perlu. Mumpung saya lagi fokus saya mau selesaikan yang tertinggal," jawab Aby tanpa menoleh ke Regan.

Regan hanya manggut-manggut setelah mendengarnya. Salah satu tangannya yang tersimpan di belakang tubuhnya sudah ia arahkan ke depan Aby. Regan meletakkan sebuah kotak kecil di sebelah Aby. Hal itu membuat perhatian Aby teralih.

Senyum Regan terukir tipis. "Selamat ulang tahun, Tuan," ucap Regan setelahnya.

Aby menampilkan wajah bingung. Beberapa detik setelahnya Aby melihat kalender yang berada tidak jauh darinya. Aby terkekeh kecil usai melihatnya.

"Saya lupa ulang tahun saya sendiri. Terima kasih hadiahnya."

Regan mengangguk kecil. Aby meraih kotak tersebut agar lebih dekat dengannya.

"Anda tidak pulang?" tanya Regan.

Aby langsung menilik jam tangannya yang hampir menunjukkan jam pulang. Bahkan sudah hampir malam.

"Ah, ternyata sudah hampir malam. Saya tidak sadar.." Aby bergumam pelan.

"Sebaiknya Tuan pulang menemui Nyonya Zara. Ini hari spesial Anda. Akan lebih baik jika hari spesial dilewati dengan orang tercinta di sekitar Anda." Regan memberikan saran.

Regan baru mengetahui kalau tuannya ini ternyata sudah memiliki istri. Dan istri yang dimaksud adalah Zara. Awalnya Regan kira Zara hanyalah kerabat dekat Aby. Namun perkiraan itu dibantah sejak beberapa bulan lalu Aby sering membebani Regan banyak pekerjaan dengan alasan ia ingin menemani istrinya di rumah sakit. Pada akhirnya, Aby membeberkan semuanya pada Regan tentang istrinya juga Shasa.

Aby tersenyum tipis dengan wajah yang terlihat sangat lelah. Lingkaran hitam terlihat jelas di sekitar matanya. "Terima kasih sarannya. Kamu juga harus pulang untuk istirahat. Pasti lelah harus terbebani dengan banyak pekerjaan yang saya suruh."

"Saya senang bisa membantu Anda."

Setelah mengatakan itu, Regan pamit undur diri. Meninggalkan Aby yang masih berdiam di kursinya. Aby mengambil ponsel yang sejak tadi tergeletak tanpa ia sentuh. Notifikasi memenuhi ponselnya. Banyak yang mengucapkan selamat di sana. Aby hanya menggulir pesan-pesan itu tanpa berniat membaca atau membukanya. Hanya beberapa orang saja yang Aby balas.

Aby menutup kembali ponselnya lalu membereskan barang-barang yang akan dibawanya. Tidak lupa hadiah dari Regan juga ia bawa. Aby melangkah keluar menuju mobilnya untuk pulang. Pulang yang dimaksud adalah menemui istrinya yang masih terbaring di rumah sakit. Aby menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk menemani Zara. Ia sangat jarang pulang jika tidak terdesak.

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang