Bagian tigapuluh satu

19.9K 995 27
                                    


Happy reading 🤍

__________

Zara melipat pakaian sambil menonton acara televisi di hadapannya. Tangannya bergerak lambat karena terlalu fokus dengan televisi. Saking asyiknya, Zara tidak menyadari bahwa Aby sudah duduk di sofa dekat dengan Zara melipat baju.

"Serius banget," celetuk Aby.

Aby melirik Zara setelah mengatakan itu. Zara tidak menggubrisnya sama sekali. Sepertinya benar-benar tidak mendengar ucapan Aby barusan. Beberapa detik setelahnya, Aby mendengar Zara tertawa karena acara yang ditampilkan.

"Ih, beneran dikacangin aku," ujar Aby melas dan ikut sibuk sendiri dengan ponselnya.

Zara masih fokus pada televisi. Jangankan Aby, pakaian ditangannya saja baru setengah terlipat. Sampai Zara akhirnya menoleh karena mendengar suara notifikasi dari ponsel Aby.

"Eh, Mas Aby. Kamu ngomong sesuatu tadi?" Zara bertanya. Perhatiannya tidak lagi pada televisi karena sedang menampilkan iklan.

"Gak ada, Ra."

Zara kini memperhatikan tampilan Aby siang ini. Aby sudah rapi memakai pakaian kasualnya, rambutnya juga sudah tertata rapi seperti akan pergi. Oh, tidak lupa dengan wangi parfum yang menguar dari Aby juga.

"Mas Aby mau pergi?" tanya Zara pada Aby yang menatap ponselnya daritadi.

"Oh iya, aku lupa bilang. Aku pergi hari ini, ada urusan sebentar," ucap Aby yang masih memperhatikan ponselnya sambil mengetik sesuatu.

"Tentang pekerjaan?"

Aby diam sebentar lalu membalas tatapan Zara dengan senyum. "Iya, seperti itulah. Pulangnya cepet, kok." Aby kembali menatap ponselnya.

Kenapa Zara tidak percaya, ya? Entahlah, sejak kejadian kemarin selama Aby belum mengatakan apa-apa, Zara jadi sering overthinking dengan Aby. Tapi bagaimanapun juga, akhirnya Aby tetap akan pergi dengan atau tanpa izinnya.

"Aku berangkat sekarang, Ra," ujar Aby sambil berdiri dari duduknya.

Zara ikut berdiri melihatnya. Kemudian menyalimi tangan Aby tanpa bicara apapun. Aby heran melihat Zara yang hanya diam saja. Zara yang melihat Aby hanya diam di tempat, ikut heran juga.

"Kenapa belum pergi?" tanya Zara. Bukan mengusir, tapi bingung saja kenapa Aby belum melangkah sedikitpun dari posisinya sekarang.

"Kamu gak pengen ngomong sesuatu sebelum aku pergi?"

Zara mengerjapkan matanya sekali. "Ngomong apa?"

"Yaa, apa aja. Aneh liat kamu banyak diemnya gini. Berasa kamu marah sama aku," jelas Aby.

Zara tertawa kecil mendengar pengakuan Aby. Sepertinya sangat terlihat jika Zara banyak diam dari semalam. Bahkan tingkah Aby yang mencium pundaknya semalam, Zara acuhkan. Dengan isengnya Zara bertanya.

"Kalo urusannya bisa ditunda, boleh gak aku larang kamu pergi?"

Aby tersenyum lalu menyelipkan anak rambut Zara ke belakang telinganya. "Aku udah janji, gak bisa dibatalin. Kamu punya rencana ngajak aku pergi hari ini?"

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang