Bagian sebelas

16.8K 999 6
                                    

Jangan lupa vote comment

Happy reading 🤍

__________


Zara membuka matanya perlahan. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Zara sempat pangling dengan wajah yang dipantulkan oleh cermin. Zara merasa sangat berbeda hari ini, seperti bukan dirinya. Riasan terlihat sederhana tetapi tetap menawan dan berbeda. Tidak lupa mahkota kecil melingkar indah di kepalanya yang sudah dilengkapi dengan veil pengantin berwarna senada dengan gaun putihnya.

Hari ini adalah hari pentingnya. Hari yang akan mengubah statusnya menjadi istri seorang calon presdir AB corp. Hari dimana ia dan Aby akan menunaikan salah satu ibadah panjang bersama-sama.

"Kak Zara udah cantik dari sananya, jadi make up-nya gak tebal gak masalah. Ya, sesuai dengan kemauan Kak Zara, kan? Buat yang sederhana tapi tetap keliatan beda," ucap salah satu perias yang sedang membenarkan veil.

Zara hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan perias. Ia masih memperhatikan pantulan dirinya di cermin. Masih ada rasa tidak menyangka jika diingatkan kembali pada awal mula Aby dan Zara bertemu kemudian melanjutkan perjodohan ini.

"Zara!" teriak seorang perempuan di ujung pintu.

Zara menoleh ke sumber suara dan melihat Alea yang tergesa-gesa menghampirinya. Alea menutup mulutnya saat menatap Zara sedangkan yang ditatap bingung dengan tingkah Alea. Sekarang Alea celingak-celinguk melihat ke sekitarnya.

"Gue salah kamar gak sih ini? Zara Aleena Sabiya kamar yang mana, ya, Mbak?" tanya Alea pada salah satu perias.

"Eh, ini aku, Al," sahut Zara.

"Lo Zara? Gak salah gue? Kok kaya bukan lo, ya?"

Zara meringis. "Emm, aku aneh ya?" tanya Zara.

Alea menggeleng cepat. "Big no, gue cuma pangling aja. Kali ini lo lebih lebih lebih cantik. Nggak nyangka juga gue akhirnya bisa liat lo dandan kaya gini, Zar." Alea berbicara dengan sangat antusias.

"Mbak, bisa tinggalin aku berdua aja sama Alea dulu?" Zara meminta izin pada kedua periasnya.

"Oh, tentu. Kami permisi dulu," pamit kedua perias itu kemudian keluar dari kamar.

"Lo nervous?" tebak Alea.

"Keliatan banget?"

"Muka lo udah kaya nahan berak, Zar. Jangan mikir macem-macem deh. Yang gue liat, Aby cuma agak dingin doang kok." Alea melirik Zara dengan lirikan jahil.

"Tapi kalo dikelonin malem-malem pasti anget tuh," celetuk Alea.

"Apaan sih, Al." Wajah Zara memerah mendengar perkataan Alea yang spontan. Alea sudah pernah bertemu sebelumnya dengan Aby saat Aby menjemputnya pulang dari kantor lebih cepat untuk pemotretan prewedding. Saat itu juga Zara mengenalkan Alea pada Aby.

"Udah ketemu Abah sama Ibu tadi?"

"Udah, orang tua lo sama orang tua Aby sekalian tadi. Gue disuruh kesini buat nemenin lo sebelum akad."

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang