Bagian tigapuluh lima

24.1K 1.2K 26
                                    

Hayu ramaikan 🔥

Happy reading 🤍

__________

Zara tersenyum. "Kalian.. punya kenangan yang manis."

Raffa menghela napasnya panjang. "Tapi euforia itu gak bertahan lama. Kami masih asyik foto-foto setelahnya, lalu tiba-tiba Mama sama Papa aku ngehampirin kami. Aku bisa liat muka Ken yang kaget begitu liat papa. Begitu juga papa. Aku ngerasa aneh saat itu. Setelahnya, Ken pergi gitu aja gak bilang apa-apa. Dan pas mau pulang, aku sempet liat papa sama Ken ngomong berdua.

Ken mencengkeram erat kerah leher Papa. "Anda masih punya muka di depan saya? Setelah yang anda lakukan?"

Ken terkekeh marah. "Hidup anda sepertinya lebih baik setelah bertemu wanita dari keluarga Abraham. Anda sengaja membuat saya dan Raffa berteman? Dasar bajingan!"

Ken akan memukul papa Raffa tapi tidak jadi karena Raffa yang tiba-tiba muncul. Ken melepas kerah baju papa kasar kemudian berlalu dari sana. Raffa memegang pundak Ken untuk bertanya, namun Ken menyentaknya dengan kuat seolah tidak ingin disentuh. Raffa menghampiri papa dan membantunya berdiri.

"Papa kenal Ken?" Raffa bertanya.

Papa tersenyum. "Mana Aby? Kita belum foto bersama."

"Dan besoknya.. Mama sama Papa meninggal dunia. Ken yang bunuh mereka. Aku dengan jelas ngeliat jasad mereka yang udah berlumuran darah di hotel. Itu.. saat-saat tersuram dalam hidup aku. Gak ada yang tau apa alasan Ken bisa berbuat sejauh itu. Saat persidangan pun, Ken gak buka suara tentang alasannya. Tapi dia mengakui kesalahannya. Kemudian dua tahun yang lalu, kami sepakat buat bebasin Ken."

"Balik lagi sama hubungan Aby dan Shasa. Hubungan mereka tentunya ditentang oleh keluarga Aby. Apalagi om Abraham. Beliau masih gak terima adik perempuan kesayangannya meninggal dengan cara seperti itu. Bukan cuma itu, mereka juga beda keyakinan. Ini yang ditentang Umi."

Zara speechless. Hubungan mereka benar-benar rumit. Tidak, bukan itu. Bagaimana dengan perasaan Raffa sendiri? Kehilangan kedua orang tuanya secara bersamaan di usia yang masih sangat muda. Namun Raffa dapat bertahan sejauh ini dengan prestasi dan kemampuan yang mengesankan.

"Mas Raffa gak papa?" Zara takut jika Raffa membicarakannya lagi malah akan membuka luka lama.

Raffa terkekeh. "Emang aku kenapa? Saat itu aku boleh terluka. Tapi itu udah bertahun-tahun lalu. Aku udah berdamai akan masa itu."

Zara manggut-manggut. "Mas Raffa hebat."

Raffa tersenyum. "Kamu juga."

"Aku?" tanya Zara heran.

Kepala Raffa tertoleh untuk menatap Zara. "Gak mudah bagi seorang istri mempertahankan suami yang masih berhubungan dengan masa lalu."

Zara hanya diam. Jika diingatkan lagi, rasa sakitnya belum pudar. Masih sama rasanya.

"Aby sayang kamu. Itu yang perlu kamu percaya." Raffa berucap kembali.

Zara sangsi akan pernyataan Raffa barusan. "Ya. Aku coba untuk percaya."

Suara klakson motor terdengar di depan mereka. Alea turun dari Vespa matic nya dan berjalan mendekati halte. Alea nyengir begitu tahu ada Raffa disini.

Tahta Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang