Chapter 29

264 27 0
                                    

Di Kagoshima pukul 20.00, hari liburan kedua chaekkura~

"Okaasan, kami pulangg!" Seru sakura.

"PUTRIKUUU!" Seru ayah sakura saat melihat putrinya.

"Ottosannn!" Jawab sakura tak kalah semangat.

"Ottosan sangat merindukanmuu!" Ucap ayah sakura sambil memeluk putrinya.

Hati chaeyeon merasa terharu sekaligus bersalah melihat momen itu. Terharu karena sakura akhirnya berkumpul kembali dengan keluarganya. Bersalah karena jarang membawa sakura pulang.

"Chaeyeon-yaa, mari ottosan peluk juga, sudah lama sekali tidak melihatmu." Ucap ayah sakura sembari memeluk chaeyeon.

"Maafkan chae ya ottosan karena tidak sering berkunjung melihat ottosan dan okaasan. Ke depannya, chaeyeon berjanji akan lebih sering bawa sakura pulang ke Jepang." Ucap chae sambil memeluk ayah sakura.

"Tidak apa chae, ottosan mengerti pekerjaan kalian. Tidak ada yang lebih penting daripada keselamatan dan keamanan kalian. Jadi, hanya pastikan kamu dan sakura aman, ottosan sudah sangat senang." Balas ayah chae sambil menepuk punggung chae.

"Baik ottosan, saya akan memastikan itu." Ucap chae tegas.

"Makan malam sudah selesai!" Teriak ibu sakura dari dalam rumah.

"Ayo ayo kita masuk dan makan, kalian pasti sudah lapar." Perintah ayah sakura.

Di ruang makan~

"Selamat makan semua!"

Mereka pun melahap ramen yang dibuat ibu sakura itu dengan lahap. Chae sudah menghabiskan 5 mangkuk.

"Chae, mau tambah lagi?" Tanya ibu sakura.

"Ah tidak usah lagi, okaasan. Chae sudahh makan 5 mangkuk." Jawab chae sedikit malu-malu.

"Hahaha, tidak usah malu begitu dengan okaasan, chae. Mari mangkuknya." Pinta ibu sakura.

Akhirnya, chae pun makan semangkok lagi.
Setelah selesai makan, mereka berkumpul di ruang makan sambil minum teh dan berbincang ringan.

"Chae" panggil ayah sakura.

"Iya, ottosan?" Balas chaeyeon.

"Terima kasih ya sudah selalu menjaga sakura dengan baik. Ottosan yakin kamu adalah seseorang yang tepat untuk sakura. Ottosan berharap kalian segera menikah agar ottosan bisa menimang cucu. Hahahah." Tawa ayah sakura.

"Hmm, sejujurnya chae kurang yakin bisa menikahi sakura dengan keadaan seperti ini, ottosan. Kami berdua melakukan pekerjaan yang bisa dibilang cukup berbahaya. Sampai chae bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik nanti, chae akan pastikan untuk segera menikahi sakura, ottosan." Jawab chae lembut.

"Kalau kamu mau pekerjaan di Jepang, ottosan bisa kasih, chae. Kamu bisa bekerja di perusahaan kalau mau." Ucap ayah sakura.

Ayah sakura memang adalah seorang CEO di perusahaan yang cukup besar di Jepang.

Sakura yang tau bahwa chaeyeon tidak menginginkan pekerjaan seperti itu pun mencoba menjelaskan kepada orang tuanya, "Gapapa ottosan, chae dan sakura sekarang menikmati pekerjaan kami yang sekarang, kami bahagia dengan pekerjaan ini. Untuk masalah pernikahan, tunggu beberapa tahun lagi yaa."

"Hmm baiklah, tetapi kalau salah satu dari kalian terluka, ottosan harap kalian akan langsung quit dari pekerjaan itu dan tinggal di Jepang bersama kami. Sekarang beristirahatlah, kalian sudah pasti lelah." Pinta ayah sakura tegas sambil berdiri hendak ke kamarnya.

"Baik ottosan, chae akan melakukan yang terbaik untuk menjaga sakura. Selamat malam juga, selamat beristirahat, ottosan dan okaasan." Jawab chae seraya menunduk hormat pada orang tua sakura.

Di kamar sakura~

Iya mereka memang sekamar gais...

"Chae, soal perkataan ottosan tadi gak usah dipikirin ya. Aku ngerti kok keadaan sama kondisi kamu sekarang. Aku ga bakalan paksa kamu buat ngapa-ngapain dan bakalan menunggu kamu." Ucap sakura yang sedari tadi berbaring sambil menyandarkan kepala di dada chaeyeon.

"Makasih ya kura-chan udah percaya sama aku. Aku berjanji akan segera nikahin kamu." Jawab chae sambil mengelus rambut sakura halus.

"Iya chae gapapa, makasih uda mencintai aku."

"I love you miyawaki sakura." Ucap chaeyeon sambil mencium kepala sakura lembut.

"Me too, lee chaeyeon." Balas sakura.

Shoot! - Jinjoo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang