20. Menuju Lembang"Have fun ya anak-anak. Nanti ibu nyusul sama Haruto," teriak bu Citra seraya melambaikan tangannya menatap efl long yang berjalan menjauh. Ke-15 orang yang ada di dalam elf mengangkat tangannya, melambai ke arah bu Citra juga.
"Gila ya, bu Citra itu tajir melintir ternyata," celetuk Julian menggelengkan kepala tak percaya.
Robby melepaskan pandangannya dari bu Citra yang masih berdiri di ujung jalan. "Kalau gue sih nggak kaget kaget banget. Kanget sih, tapi nggak banget gitu."
"Kalau gue kaget banget banget banget. Secara kan bu Citra kalau pake baju itu sederhana banget. Nggak mencerminkan sultan," sahut Julian masih heboh.
"Gue pernah liat bu Citra pake tas channel yang harganya diatas 50 juta."
Rere jadi tersulut untuk ikut ghibah juga. "Ih kalian ngeuh nggak sih waktu porak tahun lalu?" tanya gadis itu seraya memakai jaketnya yang tadi sempat ia buka.
"Kaos polos dia yang harganya 5 juta?" pekik Julian menunjuk Rere dengan antusias membuat Rere mengangguk heboh karena setuju.
"Brand apa sih?"
Rere menggelengkan kepala. "Gatau gue lupa. Brand apa sih, Chel?" tanya cewek itu menggoyang-goyangkan lengan Rachel yang tengah menutup mata di sampingnya.
"Lo pernah ngerasain dicekik nggak, Re?" jawab gadis galak itu menutup matanya dengan hoodie.
Rere jadi mengerucutkan bibirnya, memutar tubuh menatap Julian kembali. "Ampir aja gue di cekek valak, Jul," katanya mengelus dada lega.
Keduanya jadi bertepuk tangan histeris sambil tertawa, mengabaikan fakta bahwa suara mereka sangat mengganggu teman-temannya yang ingin tidur di mobil. Ara yang tadinya sedang baca novel jadi menyimpannya, menutup mata dengan telinga yang disumpal.
Radhit membuka sebuah botol air mineral, "ya itu orang yang bener kaya. Outfitnya sederhana tapi harganya bisa buat jajan mie ayam bi Aim selama 15 tahun," kata pemuda itu sebelum mulai meneguk airnya.
"Bedain sama orang yang pura-pura kaya ya," celetuk Rere dengan santainya menjilat-jilat permen lolipop yang tadi dikasih Rachel.
"Astaga gue lupa, ada anak ningrat yang hartanya nggak akan habis tujuh turunan disini," timpal Robby merebut air mineral yang tadi Radhit minum.
"Harta lo kalau diitung bisa buat beli apa aja, Re?"
"Beli apa aja, selain kebahagiaan."
Julian yang bertanya dibuat cengo, "lah? Selama ini lu nggak bahagia?"
"Gue bercanda anjir!"
Nayya yang awalnya berencana untuk tidur, jadi menegak. Punggungnya menjauh dari sandaran jok mobil. Gadis itu memutarkan tubuh lalu mengangkat kakinya ke atas jok—
berbaur dengan obrolan teman-temannya di kursi belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
3PA1 : Classmate
Teen Fiction[FOLLOW YA SEBELUM BACA] 3PA1 itu kelas yang sulit di definisikan. Kelas yang dikenal dengan kelas unggulan ini kaku dan nggak menarik sama sekali. Hingga kelas lain menjulukinya kelas ghaib, karena nggak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Satu kela...