25. Gara-Gara Gincu
Brakkk...
Jendela kelas yang awalnya setengah tertutup kini benar-benar terbuka lebar karena tertiup angin kencang. Rintik hujan masuk dari sela jendela, menawarkan dingin yang mengusik.
"Nan, tolong dong itu jendela." Keenan yang sedang membaca modul dari Bu Lyla jadi mendongak lalu menuruti permintaan temannya.
Suasana kelas tenang. Yang terdengar hanya derasnya hujan disertai gemuruh petir yang benar-benar menganggu di luar sana.
Hari ini pelajaran kesenian. Harusnya 3PA1 praktik Tari Chacha di Lapangan. Namun, karena cuaca di luar tidak mendukung, jadi Bu Lyla hanya membagikan modul untuk dipelajari siswa.
Sedari tadi Nayya hanya diam, melamun di mejanya. Modul dari Bu Lyla ia abaikan, toh Nayya sudah mahir dalam Tari Chacha. Justru harusnya Bu Lyla yang berguru kepada Nayya karena saat masih duduk di jenjang Sekolah Dasar, Nayya pernah juara tari Chacha tingkat Kecamatan.
"Coba ya, Nay! Sekali aja." Sudah sekitar 10 menit Daniel merengek di meja Nayya. Membujuk agar gadis itu melakukan hal yang Daniel minta.
Gadis berpipi bulat itu mendengus. Jengkel melihat Daniel yang terus merusak fokus Nayya dengan cara menarik-narik tangannya. Padahal kan Nayya sedang asyik melamun.
Nayya berdecak. "Sekali aja ya," katanya, kemudian disambut anggukan semangat oleh Daniel.
Nayya mengernyitkan kening. Memundurkan wajahnya. "Kok lengket?"
"Tapi manis, kan? Enak."
"Jangan di sini, malu." Nayya celingak-celinguk, takutnya ada orang yang memperhatikannya.
Setelah dirasa aman, Nayya berdiri lalu menarik lengan Daniel sedikit kasar. "Di belakang aja."
"Emang kenapa sih kalau di tempat lo?"
Nayya berdecak. "Malu lah. Kalau ada orang liat gimana?" Gadis bergigi kelinci itu menarik beberapa carik tisu, lalu mengusap pelan bibirnya yang terasa masih lengket.
"Manis sih manis, tapi nggak enak di bibir."
"Nggak nyaman banget emang?" tanya pemuda itu mengerucutkan bibirnya kecewa.
Nayya menggeleng kecil, masih terus mengusap bibir membuat Daniel menatapnya sedih.
"WOYA!!! LAGI NGAPAIN BERDUAAN? YANG KETIGANYA SETAN LHO." Tiba-tiba saja Rachel datang dengan bantal bulu dan selimut motif ultraman menggulung di tubuhnya.
Nayya terlonjak sedikit ke depan, karena posisi Nayya tuh benar-benar di samping Rachel. Jadi, gelegar suara si tomboy jelas menusuk telinganya.
"Kalau datang pake salam kek," celetuk Nayya memukul lengan Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
3PA1 : Classmate
Teen Fiction[FOLLOW YA SEBELUM BACA] 3PA1 itu kelas yang sulit di definisikan. Kelas yang dikenal dengan kelas unggulan ini kaku dan nggak menarik sama sekali. Hingga kelas lain menjulukinya kelas ghaib, karena nggak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Satu kela...