59. The Best Day Ever
Gadis bergigi kelinci itu jadi menoleh, kemudian tersenyum kecil dan menolak sopan tawaran pemuda kaus putih itu. "Sama pacar saya aja. Makasih, Mas."
Sontak, Saga yang tadinya ada di sebelah kiri Nayya jadi berpindah ke kanan. "Nggak usah, Mas. Makasih," katanya mulai maju sok berani ke depan mendekati jerapah.
"Nayya, Nayya... Ayo makan," ujar Saga memajukan sayuran yang tadi ke mulut jerapah. Nayya yang peka bahwa Saga memanggil jerapah dengan namanya jadi mendengus kesal.
Biasanya menjadi salah satu tempat liburan yang ramai sekali, hari ini pengunjung kebun binatang benar-benar berkurang. Nayya menaksir, yang datang hanya sekitar 55% dari total pengunjung rata-rata.
Mungkin, ini dikarenakan cuaca yang tidak bersahabat sedari pagi, seperti contohnya sekarang, hujan tiba-tiba saja turun ketika sedang melihat macam-macam ular. Untung saja, mereka sudah puas karena berputar kurang lebih 3 jam untuk melihat hewan dan pemandangan sekitar.
Mereka juga sempat mengambil foto dan video, untuk mendokumentasi semua momen kebersamaan.
Nayya menggosok tangannya beberapa kali berusaha mencari kehangatan saat angin mulai terasa menusuk-nusuk kulit.
"Padahal pas semalem dijahilin Yuna, gue langsung berdoa," lirih Saga membuat Nayya menoleh lalu menautkan kedua alisnya.
"Hah?"
Saga mengangguk cepat. "Iya, biar hari ini nggak ujan."
"Kenapa harus dijahilin Yuna dulu?"
"Biasanya doa orang terzalimi kan suka dikabulin."
Nayya tergelak sesaat. "Berarti kalau nggak dijahilin Yuna lo nggak akan berdoa buat hari ini?"
"Ya nggak gitu juga."
Nayya tak menggubris lagi. Gadis itu malah memajukkan tangannya untuk merasakan rintik hujan yang mulai mereda. "Terobos aja yuk, Sag?"
Saga menggelengkan kepala. "Masih hujan."
KAMU SEDANG MEMBACA
3PA1 : Classmate
Teen Fiction[FOLLOW YA SEBELUM BACA] 3PA1 itu kelas yang sulit di definisikan. Kelas yang dikenal dengan kelas unggulan ini kaku dan nggak menarik sama sekali. Hingga kelas lain menjulukinya kelas ghaib, karena nggak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Satu kela...