38. Untitled

5.6K 779 105
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




38. Untitled



06.45
WHATSAPP

Rachel
Saga, lo nggak masuk hari ini?




Yuna yang sedang berdiri di depan TV sambil mengepang rambut jadi penasaran dan mengintip notifikasi di handphone Saga.

Gadis itu jadi menghampiri Saga yang sedang mengurung diri di dalam selimut. Menyingkap bagian kepalanya lalu meletakan telapak tangan di dahi sang kakak.

"Masih demam, Mas. Nanti sore ke dokter ya."

Saga berdecak, menarik kembali selimutnya hingga hidung. Tangannya malah gencar mencari saluran televisi yang menayangkan kartun pagi itu.

Yuna yang melihat hal itu jadi melengos kesal. Gadis itu merebut remotenya lalu disimpan jauh dari jangkauan tangan panjang Saga.

Saga berdecak kesal, "kenapa sih, Dek?"

Enak saja! Sekolah nggak, malah nonton TV. Padahal, suhu tubuhnya itu benar-benar tinggi. Yuna saja sampai ngeri, takut kalau Saga malah kejang-kejang.

"Ck, Mas bosen, Yun."

Yuna menggelengkan kepala seraya berjalan ke arah meja makan. Gadis itu membuka wadah roti lalu mengoleskan sedikit selai rasa kacang kesukaannya.

"Mas belum ngabarin anak kelas?" tanya Yuna ditengah kunyahan rotinya.

Tak mengeluarkan suara, Saga hanya menggeleng dibalik selimut.

Mendengar handphone Saga yang tidak berhenti berbunyi, Yuna merasa jengah. Gadis itupun berjalan ke arah sumber suara.

"Nih, pada nyariin," kata Yuna mengambil handphone Saga di meja lalu melempar pelan ke sofa.

"Biarin aja lah," jawab Saga, masih mengurung diri dalam selimut.

"Minimal kabarin kak Nayya lah," saran si adik dengan santainya memasang jepitan di rambut.


"Buat apa? Dia juga ngabarin yang lain," jawabnya dengan suara sengau.

Yuna yang semula akan meminum susu yang sudah mama siapkan di meja makan, jadi tersentak.

Gadis yang kini rambutnya di kepang itu melirik dan langsung merapatkan tubuhnya ke Saga, menarik paksa selimut yang menyekap tubuh sang kakak.

"Mas nangis?" tanya Yuna terperangah.

"Nggak lah, Mas flu."

Saga kembali menarik selimutnya hingga tubuhnya benar-benar tertutup sempurna. Pemuda itu benar-benar menahan semua titik yang bisa saja Yuna singkap lagi.

Yuna menggigit bawah bibirnya, memandang nahas sang kakak yang berada dibawah dekapan selimut warna abu dengan motif hello kitty.






3PA1 : ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang