3. Keluar Barisan

29.4K 4K 833
                                    

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







3. Keluar Barisan





Terik mentari pagi ini benar-benar menusuk tubuh siswa-siswi yang tengah berbaris di lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terik mentari pagi ini benar-benar menusuk tubuh siswa-siswi yang tengah berbaris di lapangan. Sampai-sampai keringat terasa mengucur deras di punggung. Sesekali mereka menyeka keringat yang membasahi dahinya.

"Yang atributnya kurang lengkap, silahkan keluar barisan," kata Pak Bondan, pembina upacara sekaligus kepala sekolah SMA Withara Utama. Seorang pria berusia 53 tahun ini adalah sosok yang tegas, bijaksana, dan juga ramah. "Pengurus OSIS tolong dibantu ya."

Memang sudah jadi peraturan yang multak di sekolah, jika tidak memakai atribut lengkap saat upacara, barisannya harus di pisah. Hal itu agar memudahkan tim pengurus OSIS saat mencatat siapa saja siswa yang melanggar aturan.

Suasana yang awalnya khidmat sekarang menjadi sangat kisruh. Beberapa murid yang melanggar aturan, menolak untuk keluar barisan. Akibatnya, banyak perdebatan-perdebatan tak perlu antara siswa dan pengurus OSIS.

Nayya mengerutkan kening keheranan saat melihat cewek di depannya kini terlihat tampak tenang walaupun tidak memakai topi. Dia Arabella. Salah satu penghuni kelas 3PA1, yang dimana cewek itu teman satu kelas Nayya yang baru. Ara hanya diam berdiri, tak menyerahkan diri dan juga wajahnya tidak terlihat panik sama sekali.

"Santai banget si Ara. Nggak tau apa yang dibelakangnya sekretaris OSIS?" batin Nayya.

Tanpa basa-basi Nayya langsung membuka topinya, memakaikan kepada Ara lalu melangkah meninggalkan barisannya.

Ara terkejut beberapa detik dan langsung berbalik mencari orang mana yang tiba-tiba memakaikannya topi. Gadis berambut panjang itu langsung menghadap kembali ke depan setelah memandang kepergian Nayya yang berjalan ke arah barisan di sebelah sudut kanan lapangan.

Gadis itu tak banyak menggubris pertolongan Nayya, dia kembali ke posisi awal dengan topi Nayya yang kini menutupi kepalanya.

Rachel yang saat itu mau tidak mau harus melangkah satu kali untuk mengisi barisan Nayya yang kosong hanya menatap punggung Arabella dengan sinis.



3PA1 : ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang