28. Berdua Saja
"Nay?"
Saga mengetuk pintu kosan Nayya dengan hati-hati. Gadis di dalam sana masih memejamkan mata dengan dua selimut mengurung tubuhnya.
Sebenarnya Saga masih kecewa setelah melihat kejadian tadi sore di depan pagar kosan Nayya. Namun, di sisi lain pemuda jangkung itu tidak tega membiarkan Nayya kesakitan sendiri di kosan dan tidak rela jika gadis itu harus dirawat oleh orang lain.
Nayya mengejap-ngejapkan mata lemah. "Nggak dikunci."
"Masuk ya." Saga perlahan mendorong handle pintu, lalu menyembulkan kepalanya sebelum akhirnya ia benar-benar masuk ke dalam kamar.
Saga celingak-celinguk kebingungan. Matanya tak bisa menangkap apapun karena ruangannya benar-benar gelap gulita. "Gelap banget, Nay. Mati lampu?"
"Dimatiin. Mata gue perih banget kalau kena cahaya."
Saga menautkan alis bingung. Menghentikan langkahnya beberapa detik. "Kan yang kepeleset kaki, tapi kok mata yang perih?"
Nayya tertawa kecil. "Ya kan gue jalannya pake mata."
"Gue nyalain lampu ini ya," pinta Saga, memegang lampu kecil di sebelah meja belajar.
Tanpa menunggu jawaban Nayya, ia langsung mencari tombol untuk menyalakan lampu. Saga tidak enak jika harus gelap-gelapan berdua di kamar Nayya.
"Mbak Yuyun udah pulang?"
"Udah. Tadi dijemput suaminya. Kirain gue lo balik."
"Gue abis beli bubur dari depan."
Nayya mendesah berat. "Pasti bubur hambar lagi," katanya mencibir pelan.
"Nggak usah protes!"
Nayya melengos keras, mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping. "Parah lo. Gue udah dandan cantik-cantik malah batalin janji seenaknya," gerutu Nayya dengan suara bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
3PA1 : Classmate
Teen Fiction[FOLLOW YA SEBELUM BACA] 3PA1 itu kelas yang sulit di definisikan. Kelas yang dikenal dengan kelas unggulan ini kaku dan nggak menarik sama sekali. Hingga kelas lain menjulukinya kelas ghaib, karena nggak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Satu kela...