24. Ingatan Hari Itu

19.3K 2.8K 470
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


24. Ingatan Hari Itu


Percayalah
Hanya diriku paling mengerti
Kegelisahan jiwamu, kasih
Dan arti kata kecewamu
Kasih, yakinlah
Hanya aku yang paling memahami
Besar arti kejujuran diri
Indah sanubarimu, kasih
Percayalah

-TITI DJ-

===) ◐.◐ (===


Pada akhirnya, mereka memilih makan nasi goreng di pinggiran jalan taman kota yang hanya sekitar 2 km dari kosan Nayya.

"Hai, Mang Tono," sapa Nayya begitu sampai. Melambaikan tangan heboh seraya berlari ke arah pria paruh baya itu. Mang Tono juga tak kalah heboh. Pria itu ikut melambaikan tangannya.

Mang Tono ini tempat curhat Nayya. Kalau Nayya ada masalah, pasti larinya ke Mang Tono. Padahal Mang Tono cuman iya-iya aja, tapi enak aja gituh kalau diajak cerita.

"Nasi goreng tiga ya. Dua pedesnya sedikit, kalau punya Nayya seperti biasa."

"Pedes banget jangan pake bawang goreng," sahut mang Tono, sudah hafal apa yang biasa Nayya pesan.

"Pintar."

Mang Tono jadi melirik, lalu tersenyum ke arah dua manusia yang tadi datang bersama Nayya.

"Neng."

"Hm."

"Itu si Williem itu?" tanya Mang Tono menunjuk Saga dengan bola matanya membuat Nayya menggeleng lalu berdecak pelan. "Bukan. Itu harimau kelas Nayya. Jangan di ganggu, Mang. Sepik dikit? Auto tendang."

Mang Tono mengerutkan alis, tak mengerti. "Sepik? Semp—"

Nayya mengibaskan tangannya. "Udah ah, Mang. Jangan mau tahu bahasa gaul. Nanti bi Yeti bingung lagi. Mang Tono pulang-pulang langsung cosplay jadi Younglex. Pas diomelin bibi, mang malah bilang 'O Aja Ya Kan'," cerocos Nayya, kemudian cekikikan sendiri sedangkan Mang Tono masih mengernyit tak mengerti.

"Neng, damang?" tanya Mang Tono membuat Nayya tergelak.

"Ini punya yang mana, Mang? Biar Nayya yang anterin." Nayya menyambar dua piring nasi goreng yang sudah siap di gerobak. "Teteh itu ya?" tanyanya menunjuk 2 orang perempuan di meja depan.

"Mang aja yang anter."

Nayya berdecak. "Kayak ke siapa aja sih, Mang. Nayya kan biasanya bantuin Mang."

Keheningan menyergap Saga dan Ara. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mereka. Ara menunduk memainkan handphone, sedangkan Saga masih memandangi Nayya yang sedang asyik mengobrol dengan si tukang nasi goreng.

3PA1 : ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang