29. Confess

18.9K 3.2K 1.2K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


29. Confess


Mungkin memang
Ku yang harus mengerti
Bila ku bukan yang ingin kau miliki

Salahkah ku bila
Kaulah yang ada di hatiku

Adakah ku singgah di hatimu
Mungkinkah kau rindukan adaku
Adakah ku sedikit di hatimu


-MALIQ & D'ESSENTIALS-

===) ◐.◐ (===


"Jangan bilang, lo mau nginep?" tanya Nayya seraya mencari posisi terbaik dalam berbaring. Padahal sudah dua selimut tebal menutupi tubuhnya, tapi Nayya masih merasa kedinginan.

"Dingin banget ya ampun." Gadis itu sudah meracau dengan suara yang bergetar.

Saga tak menjawab pertanyaan yang pertama. Ia malah mendekat, berhenti di sisi kasur Nayya. Saga berdeham, mengumpulkan semua keberanian dalam dirinya hingga akhirnya berkata, "mau ... Gue peluk?"

Pertanyaan Saga itu sontak membuat Nayya mendelik hebat. "NGGAK MAU! Jangan ngadi-ngadi deh."

Saga bergeming, lalu berdeham untuk menghilangkan kecanggungan. "Bercada kali, gitu aja baper."

Tentu saja Saga berbohong. Tadinya kalau Nayya mengiyakan, pemuda itu akan dengan senang hati menghangatkan tubuh Nayya.

Namun, jika gadis itu menolak?

Saga auto cosplay jadi Master Limbad.




"Dih, siapa yang baper?"

Saga berdecak. Mengangkat tangan, menempelkan telapaknya ke kening Nayya. "Lo yakin nggak mau ke dokter? Panas banget loh ini, ngeri gue." tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Nggak. Besok juga pasti sembuh. Lagian gue nggak suka ke dokter. Bau rumah sakit tuh nggak enak."

Saga berdecak, kemudian mencibir pelan. "Yaiyalah. Di otak lo, yang enak kan cuman bau seblak."

Nayya itu orangnya memang keras kepala. Kalau kata dia A ya harus A, nggak bisa diganggu gugat. Kecuali, disogok pakai seblak.

"Kalau lo mau pulang, pulang aja ya. Jangan nginep! Kuncinya lo bawa aja, ada kunci cadangan soalnya. Ya kecuali, ... Kalau lo punya nyawa lebih, boleh tuh loncat dari jendela." Nayya menarik selimutnya hingga wajah dan memeluk gulingnya erat.

Saga hanya diam, tak menyahuti ucapan teman perempuannya itu.

"Gue mau tidur, jangan berisik ya. Kalau mau ngomong, dalam hati aja. Napas juga kalau bisa dalam hati."

3PA1 : ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang