31. Bioskop
Aroma khas bioskop menyeruak di indra penciuman. Bau campuran antara, tiket, popcorn, dan orang pacaran benar-benar menggoda perut Nayya agar tak bergejolak.
Sekarang mereka sudah berjejer di depan, menghalangi pintu masuk bioskop. Kalau satpam di sana nggak suruh masuk, mungkin mereka masih di sana. Berbaris layaknya pagar ayu.
Saat pertama masuk, 3PA1 sudah di sambut dengan pandangan mata aneh. Bagaimana tidak, 3PA1 datang membentuk pasukan, pakai seragam sekolah dan berderet di depan pintu masuk seperti orang kebingungan.
Mungkin orang lain kira, mereka adalah anak SMA yang hendak study tour ke Istana Negara terus malah mabal ke bioskop.
Nayya berdesis pelan. Matanya berputar, menyapu seluruh isi ruangan dan nahasnya selalu disuguhi orang pacaran di setiap sudutnya.
Dalam hatinya gadis itu mencicit, "Nayya kapan gitu, Ya Allah?"
"Mau siapa yang beli tiket?" Rere membuka dompetnya, kemudian menjepit 10 lembar uang warna merah. "Nih."
Julian tercengang. Pemuda itu membuka mata dan mulutnya lebar, kemudian berdecak kagum. "Gila ya, sultan mah cara ambil duitnya juga beda."
Rere tertawa kecil seraya memukul tubuh Julian membuat cowok itu sedikit terhuyung. "Sama aja, Panjul!"
"Beda, Anjir. Urang mah ngeluarin duit sepuluh ribu aja asa lebar. Lah si Rere, teu make bismillah."
(Beda, Anjir. Kalau gue, ngeluarin duit sepuluh ribu aja sayang banget. Lah si Rere, nggak pake bismillah)Masih di tengah gelakaknya, lagi-lagi Rere mengacungkan beberapa lembar uang di tangan. "Mau siapa ini?"
"Banyak banget, Re." Rachel ikut bersuara.
"Emang harga tiket di sini berapa?" tanya Keenan seraya berusaha menggali informasi di internet.
"Setahu gue, kalau hari kerja tuh 40k. Kalau weekend 45-50k. Itu setahu gue sih, maaf kalau salah."
Sesaat Keenan tampak sedang berpikir, lalu pada akhirnya mengernyit menatap Rere. "50 kali 15 aja baru 750, Re. Lo kok ngeluarin sejuta sih?"
Gadis itu melengos keras. "Yaudah sih nggak apa-apa. Kalau tiba-tiba harganya naik jadi 100k per tiket gimana? Cepet ah, mau siapa?" tanyanya lagi, menggeram sebal.
"Lo aja deh," ucap Nayya seraya cengengesan, membuat keputusan akhir.
Rere mencibir, menatap galak satu per satu temannya. Walaupun pada akhirnya gadis itu pergi, menyeret Julian untuk menemaninya ke kasir pembelian tiket.
Emang benar-benar teman nggak tahu diri ya. Udah uangnya dari Rere, dan sekarang harus Rere juga yang rela berjejal-jejalan mengantri untuk membeli tiket.
KAMU SEDANG MEMBACA
3PA1 : Classmate
Teen Fiction[FOLLOW YA SEBELUM BACA] 3PA1 itu kelas yang sulit di definisikan. Kelas yang dikenal dengan kelas unggulan ini kaku dan nggak menarik sama sekali. Hingga kelas lain menjulukinya kelas ghaib, karena nggak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Satu kela...