43. Happy Birthday, Thur!Nayya menunduk, menendang-nendang kecil ke udara, menyusuri koridor sekolah yang masih sangat sepi. Setelah beberapa minggu berangkat bareng William, ini pertama kalinya gadis itu harus berangkat sendiri.
Hari ini William memang absen menjemput Nayya untuk berangkat sekolah bersama. Katanya sih, ban motornya nggak sengaja menggilas paku kemarin sore.
Gadis dengan open knit cardigan putih dan rambut panjang terurai itu terperanjat saat tiba-tiba ujung cardigannya ditarik dari belakang hingga tubuhnya terhuyung.
"Anj— Thur?" seru Nayya terloncat sedikit ketika memutarkan kepala dan menemukan seorang pemuda berkacamata bulat sedang menyejajarkan langkahnya.
Nayya mengucek-ngucek matanya, memastikan bahwa objek yang Nayya lihat di hadapannya ini nyata. Masih dengan mulut menganga Nayya terus memandangi pemuda di sampingnya dengan tatapan bingung.
Gimana nggak bingung, ini yang baru datang itu Arthur!
Orang paling irit bicara yang Nayya kenal.
"Kamu nggak sama William?" tanya pemuda itu membuka obrolan seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar, sudah khatam dengan rutinitas pagi si wakil ketua yang selalu datang ke kelas bersebelahan dengan sang pujaan hati.
Masih dengan wajah cengo, Nayya menggelengkan kepala. "Ke bengkel dulu dia."
"William bakal marah nggak kalau aku ngobrol sama kamu?"
"Nggak lah. Santai aja," jawab Nayya cepat.
Nayya masih terperangah. Lagi-lagi menatap pemuda itu seraya ternganga kecil. Gadis itu masih tidak percaya. Seorang Arthur yang kesehariannya berkomunikasi dengan buku di perpustakaan kini mencoba bergaul dengan dirinya juga.
"Emm, ... Nay?"
"Hm."
"Aku boleh minta tolong?" tanya pemuda itu menghentikan langkahnya, membuat Nayya pun spontan ikut terhenti.
"Boleh. Minta tolong apa?" jawab Nayya dengan senang hati.
Arthur tersenyum simpul, sebelum pada akhirnya berkata, "emm ... a ... ku ulang tahun."
Dengan sumringah, Nayya langsung menyalami pemuda itu hingga ia termundur sedikit. "Wih, selamat ya."
"Aku nggak minta diselamatin sih. Nay," jawab Arthur melepaskan genggaman tangan Nayya karena merasa tidak enak jika tiba-tiba William datang dan melihat mereka.
"Ya emang nggak boleh gue ucapin selamat? Doa ini tuh."
"Boleh, hehe."
Arthur terdiam sesaat, melihat teman perempuannya itu lekat, membuat Nayya mengernyit kebingungan. "Jadi, ... ibu aku ... mau kenalan sama kalian semua."
KAMU SEDANG MEMBACA
3PA1 : Classmate
Teen Fiction[FOLLOW YA SEBELUM BACA] 3PA1 itu kelas yang sulit di definisikan. Kelas yang dikenal dengan kelas unggulan ini kaku dan nggak menarik sama sekali. Hingga kelas lain menjulukinya kelas ghaib, karena nggak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Satu kela...