12. Wakil Ketua KelasPemuda yang baru saja datang itu langsung menautkan dua alisnya bingung. Gimana nggak bingung coba, baru menepuk pundak aja udah langsung disemprot, apalagi seblaknya direbut, bisa-bisa cowok itu Nayya tendang sampai Pulau Dewata.
"Kenapa sih lo? Sakit?" tanyanya setelah diam cukup lama guna memberi jarak karena sekarang wajah teman ceweknya itu sudah memerah penuh karena emosi yang meradang.
Pemuda dengan setumpuk buku tugas di sebelah tangan itu jadi meletakkan telapak tangannya di dahi Nayya. Namun, gadis berpipi bulat itu langsung melakukan tangkisan pencak silat yang dulu ayahnya ajarkan.
"Apa? Mau gue siram pake kuah seblak?" sungut Nayya dengan intonasi yang masih belum bersahabat membuat pemuda itu menggelengkan kepala tak habis pikir melihat cewek itu kini berdiri dan berkacak pinggang.
"Nggak usah marah-marah bisa nggak?"
Nayya melengos keras menyugar rambut panjangnya merasa stress. "To the point aja, seblak gue masih banyak."
"Kata bu Citra, 10 menit sebelum bel masuk kita harus udah ada di kelas."
Nayya berdecak menjatuhkan bokongnya kembali dengan mulut yang terus meracau. Gadis itu langsung menggosok-gosokan sepatunya ke lantai kantin yang sudah cukup berdebu, mungkin memang belum di pel selama seminggu.
"Ngapain sih? Ini seblak gue masih panas, Saga," rengeknya. Jari lentik gadis itu menunjuk dengan mata sayu meratapi nasib seblaknya yang masih mengepul di atas meja kantin.
"Ada penyambutan wakil ketua kelas yang baru," jawab orang yang Nayya panggil Sag seraya menaikkan sebelah alisnya jahil.
Satu kalimat mampu membuat Nayya yang semula akan memasukan seblak ke mulutnya jadi membulatkan mata dengan mulut menganga lebar. Niat akan meremas wajah Saga seperti bungkus gorengan yang tadi pagi Nayya makan, jadi ia urungkan. Mengingat, saat ini hanya Saga yang dipikir dapat membantunya jika ia tiba-tiba diperintahkan untuk berpidato.
Nayya langsung bangkit, sedikit menjauhkan pemuda itu dari teman-temannya yang kini sedang beradu tatap karena bingung. "Apa lo bilang?"
"Budek lo?"
"Penyambutan wakil ketua kelas baru?" tanya Nayya lagi, takutnya emang dia salah dengar aja karena hari ini pendengarannya memang cukup terganggu karena ternodai saat menjadi nyamuk Aksa dan Sheerin.
Pemuda bernama Saga itu hanya melemparkan seringai untuk mengejek cewek yang berjarak sekitar enam puluh centimeter dari tempatnya berdiri sekarang.
"Nggak usah gitu mukanya," ketus Nayya memalingkan wajah Saga dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3PA1 : Classmate
Teen Fiction[FOLLOW YA SEBELUM BACA] 3PA1 itu kelas yang sulit di definisikan. Kelas yang dikenal dengan kelas unggulan ini kaku dan nggak menarik sama sekali. Hingga kelas lain menjulukinya kelas ghaib, karena nggak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Satu kela...