56. Udahan ya?
Ujian Praktik yang akan siswa kelas 12 hadapi merupakan kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran tertentu yang lebih menekankan pada psikomotor, kecakapan dan keterampilan peserta didik.
Salah satu ujian praktiknya sekarang sedang dibicarakan oleh Lyla– guru kesenian dan budaya.
"Anak-anak. Sesuai dengan apa yang sudah dipilih ketua kelas kemarin, untuk ujian praktik seni di kelas 3PA1 itu drama musikal ya," ucap Lyla, mulai membuka buku absen untuk menentukan anggota kelompok. "Nanti praktiknya langsung di aula sekolah, dan kalau memungkinkan bisa ditonton orang tua kalian juga."
"Bu," panggil Aletta mengacungkan tangannya hendak memberi pertanyaan.
Lyla jadi mendongakkan kepala lalu menatap Aletta. "Iya, Al?"
"Untuk drama musikalnya modern atau tradisional, Bu?"
"Nanti Ibu bagi dua kelompok ya, ada yang tradisional ada yang modern."
Rere mendesah berat. "Kelompoknya Ibu yang tentuin?"
"Mau kalian yang tentuin?" tanya Lyla membalikkan pertanyaan Rere.
"Iya, Bu."
"Jangan, Bu. Sama ibu aja."
"Dari absen aja, Bu."
"Kocok aja, Bu."
Lyla jadi mengerjap-ngerjapkan mata, wanita itu menyelipkan beberapa helai rambut ke telinga, berusaha membuka pendengarannya lebih tajam, mencermati apa yang anak-anak muridnya katakan.
Lyla bertepuk tangan sesaat. "Okay, biar adil. Dikocok aja." katanya sebagai putusan terakhir. "Nanti kalian ambil satu kertas, tapi jangan dibuka dulu ya."
"Saga, bantu ibu yuk?" pinta Lyla yang mulai merobek buku bagian tengah, lalu mencabiknya menjadi 15 bagian.
Lyla mulai merunduk, menulis angka di dalam sobekan kertas tersebut. "Nanti kalian sebut ya angka berapa yang kalian pilih."
Saga yang sudah selesai menggulung kertas langsung mengitari seluruh meja teman-temannya, menyodorkan sebuah kotak spidol yang sudah diisi gulungan kertas.
Setengah dari total murid di kelas 3PA1 sudah mengambil gulungan kertas yang Saga berikan. Namun, sesuai instruksi dari Lyla, mereka tidak boleh membuka kertasnya terlebih dahulu.
"Bawa yang gulungannya agak besar," kata Saga sedikit berbisik, membuat Nayya mengerutkan dahi bingung.
"Milih yang kecil ahh," goda Nayya, tangannya mengacak gulungan-gulungan kertas di dalam kotak.
Saga menatap tajam, seperti ingin menjadikan Nayya sebagai santapan makan malam hari ini. "Yang gede!"
"Biar kita sekelompok, Nay," lirihnya saat melihat Nayya malah membawa gulungan kertas kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
3PA1 : Classmate
Teen Fiction[FOLLOW YA SEBELUM BACA] 3PA1 itu kelas yang sulit di definisikan. Kelas yang dikenal dengan kelas unggulan ini kaku dan nggak menarik sama sekali. Hingga kelas lain menjulukinya kelas ghaib, karena nggak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Satu kela...