11. Amarah Regan

24K 1.8K 47
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading
.

Malam 22.00

Regan baru saja pulang. Dia masuk ke dalam rumah dengan tergesa, kakinya kini melangkah menuju lantai 2 rumahnya. Berhenti di depan salah satu kamar yang membuat dirinya merindukan wanita itu selama seharian tidak bertemu dengan wanita itu.

Ceklek

Mata elangnya mencari keberadaan Zwiena, namun tidak ada tanda-tanda kalau gadis itu berada di dalam kamar. Emosinya mulai naik pitam, tangannya terkepal kuat, matanya memerah, raut wajahnya pun sudah berubah drastis yang tadinya masuk dengan senyuman terukir indah di wajahnya itu kini sangat datar, terakhir dia mengecek kamar mandi namun hasilnya nihil.

Regan berjalan keluar dari kamar, melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

"Rita, Dimana Zwiena!" teriak Regan yang baru saja pulang.

Dia selalu mengecek kamar Zwiena terlebih dahulu sebelum menemui istrinya.

"Apaan sih, mas, malam-malam teriak-teriakan," sahut Rita.

Rita yang melihat suaminya sangat frustasi segera dia memberhentikan kegiatannya menonton drama Korea.

"Dimana Zwiena? Kenapa kamarnya kosong?" Tanya Regan dingin.

Rita pun tidak tahu kalau Zwiena tidak ada di kamarnya, karena dari tadi dia terus berada di dalam kamar sambil nonton.

"Loh Zwiena tidak ada di kamar?"

Regan menatap tajam ke arah Rita. Dia sangat benci situasi ini, dimana anaknya belum pulang selarut ini, bahkan bisa dibilang dia lebih mencintai Zwiena dari pada Rita.

Dia benci ketika Rita lalai memantau Zwiena, emosinya kian meledak. Dia memecahkan vas bunga yang berada di nakas meja.

Prang!

"Akh... mas tenang mas!" Teriak Rita ketakutan dengan yang dilakukan suaminya.

"Jangan berani-berani kamu memanggil saya mas saat Zwiena tidak ada!"

Prangg

"Kanapa kamu biarkan dia belum pulang sampai jam segini!" Bentaknya semakin membabi buta memecahkan barang yang berada di dalam kamar.

"Maaf hiks ... tolong jangan seperti ini, aku takut!"

Prang!

Prang!

"Persetanan dengan rasa takut anda, saya hanya takut anak saya kenapa-kenapa di luar sana!"

Rita semakin kencang menangis kala Regan terus-terusan membentaknya di ikuti dengan membanting barang sekitar.

"Hiks ... ma-maaf mas ... maaf."

"Arghh!!"

Brak!

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang