23. Hamil

19.4K 1.5K 130
                                    

.

"Hoek... Hoek..."

"Ayah!!" Teriak Zwiena dari dalam kamar mandi.

Namun yang datang bukan Regan melainkan Rita. "Kamu kenapa Zwiena?" Tanyanya dengan panik.

"Zwiena tidak tau Bu. Setelah pulang dari pantai bawaannya pengen muntah tapi nggak bisa keluar muntahannya." Jelas Zwiena.

"Hoek... Hoek... Hoekk...."

Rita menelan ludah kasar. Tidak. Tidak mungkin anak ini... Rita berlari keluar untuk mengambil sesuatu di dalam laci. Dia kembali dengan membawa testpack untuk Zwiena.

"Sayang. Ibu tanya sama kamu, siapa yang melakukannya pada kamu?" Tanya Rita dengan lembut.

Zwiena hanya menggeleng kecil dengan mata yang sudah berair. "Nggak ibu. Zwiena nggak hamil." Lirihnya menggenggam erat tangan Rita.

Rita memejamkan mata sejenak. Tangannya mengarah pada bahu Zwiena. Mengelus lembut pipi Zwiena yang sudah basah karena air mata.

"Ibu tau kamu anak baik. Ya sudah lebih baik kamu check dulu. Siapa tau dugaan ibu salah." Ujar Rita mengasih testpack pada Zwiena.

Tangan Zwiena gemetar saat mengambil testpack tersebut, dia tidak ingin hamil. Zwiena takut.

Zwiena mengunci pintu kamar mandi. Mengeluarkan urine-nya ke dalam gelas, lalu dia masukan testpack tersebut ke dalam gelas yang sudah berisikan urine.

Tak lama hasilnya keluar. Zwiena memejamkan matanya. Air matanya semakin deras turun membasahi pipinya. Dia tidak tau harus apa sekarang.

Sekuat mungkin Zwiena keluar dari dalam kamar mandi.

Rita menyambutnya dengan hangat. Tersenyum manis pada Zwiena. "Bagaimana hasilnya?"

Rita mengambil testpack tersebut betapa shock nya dia melihat hasilnya positif. Dia menatap Zwiena dengan berkaca-kaca.

"Siapa ayahnya? Apa Regan yang melakukan itu sama kamu?" Tanya Rita mencengkram punggung Zwiena, lalu memeluknya.

Dia tau betapa hancurnya anak ini. Rita tau kalau Zwiena anak baik, Zwiena bukan anak nakal yang hidup bebas di luaran sana. Justru Zwiena anak yang penurut.

"To-tolongin Zwiena Bu. Zwiena ingin menggugurkan anak ini hiks..." Lirih Zwiena dalam Isak tangisnya.

"Jangan sayang. Kamu tidak boleh menggugurkan anak ini. Dia anugerah dari Tuhan."

"T,tapi Zwiena tidak siap menjadi seorang ibu hiks... Zwiena tidak menginginkan anak ini ibu hiks.."

Zwiena melepaskan pelukannya. Mencengkram Rita dengan tatapan memohon. "Please.. bantu Zwiena aborsi bu, Zwiena tidak menginginkan anak ini lahir di dunia."

"Siapa ayahnya?" Tanya Rita lagi.

"Aku tidak tau." Balasnya pasrah. Rita sebisa mungkin menguatkan Zwiena.

"Ibu bakal cari tempat aborsi asalkan kamu kasih tau siapa ayah dari anak ini." Tunjuk Rita ke arah perut Zwiena.

Zwiena tidak bisa menjawab pertanyaan Rita. Dia bahkan tidak tau siapa ayah dari anak ini. Apakah Regan? Atau Abian? Tangisnya semakin pecah kala dirinya tidak tau jawaban atas pertanyaan Rita.

"Ibu, Zwiena anak baik. Zwiena bukan anak nakal kan? Zwiena anak yang penurut hiks..." Lirihnya serak karena Isak tangis. Zwiena menatap kosong pada Rita.

"Iya.. ibu tau kamu anak yang penurut. Sekarang kasih tau ibu siapa ayahnya? Apa benar ayah dari anak ini Regan?"

Zwiena menunduk lemah. "Zwiena tidak tau siapa ayahnya. Setelah ayah memperkosa Zwiena, 3 hari setelah itu Abian orang yang Zwiena cintai mengkhianati Zwiena. Dia sama jahatnya dengan ayah." Tutur Zwiena menatap iba pada dirinya.

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang