18. 🔞

38.1K 1.8K 203
                                    


Sebelum makasih 100k nya hehe seneng banget Crazy Man banyak yang baca😭

Maaf sebelumnya, sebenernya tuh dari kemarin aku sudah up tau karena pengumuman belum aku unpublish jadi kyk belum up hehe...

Makasih banget sudah mau baca Crazy Man. Aku kira ini cerita ngga ada yang minat baca karena masih amatir🥺

Lop yu deh🥰

Jangan lupa follow sebelum membaca, vote&komen setelah membaca

Selamat membaca

Bel pulang sekolah berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bel pulang sekolah berbunyi. Kegiatan belajar mengajar telah usai. Sekarang waktunya bagi semua murid untuk pulang ke rumah.

Zwiena memasukkan semua alat tulisnya ke dalam tas dengan cepat. Dia tidak ingin bertemu dengan Abi.

"Dimas." Panggil Zwiena pada teman sebelahnya.

Dimas menengok. "Ya. Ada apa Zwiena?"

"Bolehku pinjam jaketmu? Kalau tidak boleh juga tak masalah hehe," ucap Zwiena gugup meminjam jaket milik Dimas.

Karena selama dia sekolah selama 3 tahun dirinya jarang sekali berinteraksi dengan temannya.

Dimas tersenyum, pergi melewati Zwiena. Wajah Zwiena kini murung, ternyata teman sekelasnya enggan membantu dirinya.

Pikirnya Dimas langsung pergi meninggalkannya, namun semua pikiran buruk Zwiena salah. Justru Dimas memakaikan langsung jaket itu ke tubuh Zwiena.

Zwiena tersenyum, menoleh ke arah belakang. Melihat Dimas tersenyum padanya, Zwiena pun ikut tersenyum. "Terima kasih."

"Sama-sama, mau pulang bareng?"

Zwiena langsung menggeleng cepat. "Terima kasih, aku dijemput ayah."

"Ya sudah, ayo kita kedepan bersama," ucap Dimas menarik tangan Zwiena lembut.

"Eh ... i–iya."

Di koridor tempat ruang kepala sekolah Zwiena langsung ngumpat di samping Dimas.

"Tolong tutupi aku, jangan sampai terlihat dari dalam ruang kepala sekolah," pinta Zwiena pada Dimas.

Dimas mengerutkan dahinya, ada apa dengan Zwiena sampai takut melewati ruang kepala sekolah. Tidak mahu memikirkan terlalu dalam Dimas langsung merangkul Zwiena layaknya seorang pacar.

"It's okey, aku akan tutupi kamu."

Mereka berdua berjalan santai melewati ruang kepala sekolah, namun usahanya sia-sia. Abian ternyata sudah mengikuti Zwiena dari keluar kelas.

"Ekhm ..."

"Mampus," Gumam Zwiena.

Abian berhenti di depan mereka berdua menatap tajam ke arah Zwiena, lalu ke arah Dimas.

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang