Dimas membawa Zwiena pulang ke rumahnya. Awalnya sempat ragu untuk memulangkan Zwiena, tapi jika ia membawanya pulang bukan waktu yang tepat.
Kini pukul 22.57 hampir tengah malam Dimas membawa Zwiena pulang dengan ke adaan yang masih tertidur.
"Huft... Ayo Dimas lo bisa." Gumamnya menguatkan diri untuk mengetuk pintu.
Ding... Dong...
Baru saja ingin mengetuk Saka terlebih dahulu memencet bel rumah.
"Allahu Akbar kaget Ka." Ucap Dimas memukul punggung Saka refleks.
"Ah kagetan mulu lu mah, udah kaya lagi cewe pake mukul segala." Cibir Saka kembali memencet bel berkali-kali.
Ding... Dong... Ding... Dong.... Ding.. Dong...
"Udah eh!" Bentak Dimas mempelototi Saka. Saka hanya mengeluarkan giggles andalannya.
Ceklek
Pintu terbuka menampakkan seorang pria yang berpakaian kaos hitam oblong dengan celana pendeknya. Menatap tajam pada Saka yang berada benar-benar di hadapannya.
Detik berikutnya menoleh pada Dimas yang sedang menggendong Zwiena. Regan membulatkan matanya melihat anaknya merengkuh lemah.
Zwiena sudah terbangun, tangannya memegang kepalanya yang terasa sangat pusing. Dimas menyadari pergerakan dari Zwiena menatapnya dengan lekat.
"Sudah bangun." Ucap Dimas.
Zwiena baru saja membuka matanya dan langsung turun dari gendongan Dimas.
"Ayah!! Ayah tolongin Zwiena! Zwiena ngga mau sekolah lagi ayah. Ayah, Zwiena mohon bawa Zwiena pergi dari sini." Teriak Zwiena berlindung di balik punggung Regan.
Regan mengerutkan dahinya heran. "Kamu kenapa Zwiena?" Menatap kedua lelaki yang membawa Zwiena dengan tajam. "Ada apa dengan anak saya?"
Zwiena menggosokkan kedua telapak tangannya memohon pada Regan. "Ayah tolongin Zwiena. Zwiena tak mau sekolah lagi hiks..."
Regan semakin menatap tajam pada Dimas dan Saka.
"A,anu om bukan gitu maksudnya." Saka mulai ketakutan melihat mimik wajah Regan dalam mode sangar.
"Ayah. Udah ayo masuk. Zwiena takut ayah. Zwiena tidak mau bertemu dengan orang luar lagi. Zwiena mohon ayah..."
"Kalian apakan anak saya?!" Tegasnya.
"I-itu ck ahhh Dim jelasin ngapa jangan diem aja." Kesal Saka.
Dimas masih terdiam memandang wajah Regan yang sangat ia benci. Detik berikutnya dia memalingkan wajahnya, menyeka dagunya kasar. Menetralisirkan emosinya.
"Maaf om. Tolong di jaga anaknya, jangan sampai terancam bahaya lagi."
"Ah satu lagi. Jangan terlalu keras pada Zwiena. Saya permisi." Jelas Dimas menarik lengan Saka pergi dari hadapan Regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Man [TAMAT]
Mystery / ThrillerT A M A T [Tahap Revisi] Cover by pinterest 🔸Follow sebelum membaca.🔸 📢 Warning! Ada adegan kekerasan, kata kasar dan YoungAdult. Cerita ini tentang kasus pelecehan, dan Pembullyan. #1 in Penipu [22/09/2021] #1 in Keadilan [3/10/2021] #2 in Regan...