16. Hancur

25.8K 1.5K 211
                                    

Pagi menyinari seisi kamar Zwiena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi menyinari seisi kamar Zwiena. Gadis itu terbangun mengerjapkan matanya. Mengingat kejadian semalam, Zwiena bukanlah gadis lagi sekarang melainkan jalang kecil ayahnya sendiri.

Zwiena menggerakan tubuhnya, sebuah tangan kekar sedang memeluknya dari belakang siapa lagi kalau bukan iblis berkedok ayah. Zwiena berusaha menyingkirkan tangannya, berjalan masuk kedalam kamar mandi. Tidak kaget lagi melihat tubuhnya yang tidak berbalut sehelai kain pun, karena semalam Regan menghukumnya sampai jam 04.00 pagi.

Hatinya hancur, Regan dengan teganya merenggut mahkota berharga milik anak tunggalnya itu. Zwiena berjalan dengan menahan rasa sakit karena bagian intimnya yang lecet karena ulah Regan.

"Apa masih sakit?" Tanya Regan membuat Zwiena langsung menengok kebelakang dan mengambil selimut disekitar untuk menutupi tubuhnya yang tidak berbalut sehelai kain pun.

Regan terkekeh melihatnya yang malu karena tidak memakai baju.

"Kenapa? Masih malu? bukankah semalam kita sudah melakukan itu, dear. Kenapa masih malu di depanku?"  Kata Regan tertawa pelan sambil bangun dari kasur dan berjalan menuju Zwiena.

"Bodoh! Kau yang memaksaku untuk melakukan itu. Sampai kapanpun aku akan tetap malu jika tidak menggunakan baju didepan ayahku sendiri. Dasar iblis," kesal Zwiena dalam hati.

"Maaf semalam saya khilaf. Sebagai gantinya saya mandikan, ya, biar kamu tidak kesakitan," ucap Regan dengan sangat lembut.

Lagi-lagi kalimat yang dia lontarkan setelah menghukum Zwiena adalah 'maaf saya khilaf' Zwiena sangat membenci kata itu. Kata khilaf selalu ia gunakan untuk beralasan yang tidak masuk akal.

Tanpa persetujuan dari Zwiena Regan langsung menggendongnya masuk kedalam kamar mandi.

"Jangan ayah, Zwiena bisa mandi sendiri," tolak Zwiena waktu Regan sudah memasukannya kedalam bathroom

Namun Regan tetaplah Regan, dirinya tidak menerima bantahan sedikitpun, meskipun Zwiena telah menolaknya berjuta kali dia akan tetap melalukan apa yang ingin dia lakukan. Terbukti sekarang dia sedang memandikan Zwiena, walaupun tangannya agak sedikit nakal.

Selesai mandi Zwiena disuruh diam didalam kamar dan tidak di izinkan untuk keluar kamar karena semua yang Zwiena butuhkan akan dibawakan oleh Regan. Katanya karena Regan merasa bersalah sudah membuatnya kesakitan sampai tidak sanggup untuk berjalan jauh.

"Kamu tunggu disini saja, ya, biar saya siapkan sarapan untukmu. Mainkan saja ponsel saya, jangan coba-coba memainkan ponselmu atau saya akan menghukummu lebih dari ini. Mengerti!" Perintah Regan, Zwiena pun hanya bisa mengangguk pasrah. Karena buat apa dia melawan kalau ujung-ujungnya dirinya tetap dihukum.

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang