42. Persidangan |Istirahat 2|

11.7K 1.4K 148
                                    

Yok bisa yok di follow dulu sebelum membaca.

“Anak saya masih hidup?” tanya  Abian dengan dibalaskan anggukan dari Regan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Anak saya masih hidup?” tanya  Abian dengan dibalaskan anggukan dari Regan.

Tubuhnya melemas, air matanya kian turun deras. Anak yang selama ini ia anggap sudah mati ternyata masih bernafas di dalam suatu ruangan.

“Bagimana keadaannya?”

“Masih terbaring lemah akibat tabrakan yang terjadi 3 minggu lalu.”

Abian menatap Regan tajam, “Tabrakan? Dari 5 tahun lalu?”

“Bukan, Ali sempat pulih sebulan yang lalu, Shireen berniat untuk pulang, namun kejadian yang tidak di inginkan terjadi padanya, sebuah mobil melaju dengan kecepatan kencang menabrak Ali yang sedang bermain sepeda.”

Abian terpelojat, kejadian itu sama seperti yang dia alami 3 minggu lalu saat membawa Zwiena ke rumahnya. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, dan tidak sengaja menabrak seorang anak kecil yang sedang bermain sepeda. Namun dirinya malas untuk turun dari mobil, dan memutuskan untuk melajukan kembali mobilnya tanpa memikirkan anak kecil yang ia tabrak itu.

“Apa pelaku yang menabrak anak saya sudah tertangkap?” tanyanya dengan polos.

Regan menatapnya datar, lalu berbisik, “Bukankah anda pelakunya, tuan?”

Abian meneguk ludah kasar, tubuhnya semakin gemetar. Dia masih mengingat jelas wajah anak kecil yang ia tabrak kemarin, dengan teganya dia meninggalkan anak kecil itu agar cepat sampai rumah untuk melanjutkan memperkosa Zwiena.

“Bu–bukan saya pelakunya,” ucap Abian menggelengkan kepalanya pelan.

“Bukan, bukan saya pelakunya!!”

Regan mengabaikan Abian, dia lebih memilih untuk membawa zwiena menjauh dari pria yang telah menyakiti istrinya itu.

“BUKAN SAYA PELAKUNYA! DIMANA ANAK SAYA SEKARANG, REGAN!” teriak abian memberontak.

Polisi beradatangan dan langsung memborgol Kembali lengan mereka pada Abian.

Sedangkan Regan membawa Zwiena duduk di bangku panitera, dia mengelus pipi istrinya dengan lembut, menggenggam tangannya dengan erat.

"Apa yang ayah bisikkan ke Abian?" Tanya Zwiena penasaran.

"Bukan apa-apa sayang"

"Tapi ko, dia sampe teriak-teriak?"

"Udah sedikit tidak waras dia."

Regan menangkup kedua tangan Zwiena lembut, dia tersenyum.

“Jika waktu tidak mengizinkan untuk kita bersama, janjilah padaku, untuk selalu tersenyum apapun yang terjadi nantinya.”

Zwiena membawa Regan ke dalam dekapannya, dia menangis menahan semua rasa sakit yang dia alami selama ini.

"Jangan bilang kayak gitu, ayah. Zwiena mau sama ayah terus sampai maut memisahkan kita."

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang