04. Abian

35.6K 2.7K 61
                                    

Pagi hari, Rita terlihat masuk ke dalam kamar Zwiena, membuka pintu kamar kamar mandi tanpa sepengetahuan Regan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari, Rita terlihat masuk ke dalam kamar Zwiena, membuka pintu kamar kamar mandi tanpa sepengetahuan Regan. Dia menatap pintu kamar mandi itu dengan senyum kecut.

Ceklek

"Bangun kamu! Bersihkan rumah ini. Ingat hukumannya masih belum selesai," ucap Rita membangunkan Zwiena dengan kakinya.

Ya ampun kenapa dia terus memperlakukan Zwiena layaknya pembantu? Ingat Rita, Zwiena itu anaknya Regan, yang secara otomatis dia juga anak kamu, meskipun anak tiri, kamu harus memperlakukannya dengan baik.

Sabar Zwiena kamu harus kuat. Yeah, kamu kuat fighting! – batin Zwiena memberikan semangat pada dirinya sendiri agar tidak terus-terusan mengeluh.

"Cepat bangun! Bersihkan semuanya dan harus selesai sebelum ayah kamu pulang kerja. Pahamkan!" Dia sempat menarik kasar rambut Zwiena, lalu pergi keluar.
Ya Tuhan makhluk macam apa dia itu.

Zwiena segera bangun, tubuhnya benar-benar sakit dan gemetar, karena luka-luka itu membuat dirinya tidak berdaya, Zwiena sangat hati-hati untuk beranjak dari kamar mandi, jarinya berkerut layaknya orang kedinginan, bibirnya pucat dan yang paling mengerikan punggungnya penuh dengan luka yang masih basah. Tidak ada sedikitpun ruang kemulusan di punggung gadis cantik itu, semuanya penuh dengan goresan.

Segera Zwiena mengambil kotak obat P3K, Zwiena obati lukanya dengan sangat hati-hati. Setelah selesai aku mengobati lengannya, lalu dia beralih ke punggungnya.

"Sial. Susah sekali mengobati punggungku," gumamnya.

Zwiena paksa lengannya untuk mengobati bagian belakang. Tanpa dia sadari obat itu beralih ke tangan seseorang. Sontak membuat Zwiena terkejut. Siapa yang masuk ke kamarnya? Sedangkan pintu kamar saja terkunci. Kepalanya menoleh kebelakang, betapa kagetnya dia ketika menangkap sosok seorang pemuda tampan yang menolongnya kemarin.

E—eh, tunggu-tunggu kenapa dia bisa masuk ke dalam rumah Zwiena dengan segampang itu? Dan dari mana dia tau rumah Zwiena? Zwiena menatapnya dengan tatapan bingung.

"Aku lewat jendela dan kalau mau nanya kenapa aku tau rumah kamu jawabannya gampang, aku mengikutimu semalam," ucapnya sontak membuat Zwiena terkejut untuk ke dua kalinya.
Abian seperti peramal pikiran Zwiena, dia menjawab semua pertanyaan yang berada dalam pikiran gadis itu dengan santainya.

"Udah gak usah dipikirkan, menghadaplah ke depan, akanku obati semua luka di punggungmu," Tidak mau berdebat, Zwiena pun menuruti perkataan Abian.

"Kenapa kamu kesini?" Tanya Zwiena.

"Aku khawatir padamu," jawabnya. Abian selalu saja buat Zwiena terkejut.
Bagaimana bisa dia khawatir kepada Zwiena, bahkan mereka baru saja bertemu kemarin.

"Bercanda kamu, mana mungkin khawatir dengan seseorang yang baru di kenal semalam."

"Tidak ada alasan untukku mengkhawatirkanmu, Zwiena. Meskipun kita baru kenal semalam, hati ini sudah terpicut dengan senyummu yang sangat candu."

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang