46. Selamat Tidur, Anak Baik

16.5K 1.5K 159
                                    

Jangan lupa follow sebelum membaca!

Jangan lupa follow sebelum membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Badannya Ali dingin banget, Bu." Ucap Zwiena panik.

Ali kembali menggenggam tangan Zwiena agar tidak terlalu panik, "Tante jangan panik, Ali cuma agii gugup aja ko, kalena temen na Ali udah nda cabal bawa Ali kelumah balu hehe."

Shireen menggeleng pelan, lalu memeluk Ali erat, "anak momy udah mulai ngelantur ngomongnya. Sekarang Ali istirahat, ya, lanjutin aja obrolannya besok pagi." Seru Shireen yang sangat khawatir dengan ucapan Ali.

Shireen memanggil para perawat dan dokter untuk menangani badan Ali yang sangat dingin.

Sebelum para perawat dan dokter menangani Ali, Ali berpesan pada Zwiena.

"Tante, Ali mohon maapin cemua kesalahan papa Ali, ya, kalo tante nda maapin Ali, Ali nda bakal tenang di lumah balu Ali nanti."

Zwiena tidak mau ngambil pusing dia langsung mengangguk memaafkan Ali supaya anak itu berhenti meminta maaf padanya.

"Iya, aku maafin, sekarang Ali harus sembuh, yaa."

"Ali cudah sembuh ko, tante, Ali cudah nda cakit lagi sekalang yeey, makasii semua udah ngelawat Ali sampe cembuh, temen na Ali udah sampe nih," ucap Ali menoleh ke samping kiri tepat pada tempat yang gelap.

"Temen Ali ngirim pesan untuk momy sama papa, kata na dia bakal ngelawat Ali, selama Ali nunggu momy dan papa di sana." Ujar Ali tersenyum pada Shireen.

Lalu menggenggam tangan Zwiena dengan lembut, "Tante, Ali udah lega cekalang, tante udah maapin semua kesalahan Ali dan papa. Ali jadi tenang ninggalin dunia ini."

Zwiena menggeleng pelan, "nggak, Ali. Kamu harus bertahan, katanya Ali mau liat dede bayi ini lahir."

"Nda bica Tante, Ali mesti pelgi." Ucap Ali menggeleng cepat, "Ali cudah nda cabal dateng ke lumah balu Ali, mom sampaikan salam Ali ke papa, ya. Kata Tuhan, ini semua yang Ali telima dali lahir adalah karma dali pelbuatan papa."

Shireen menghampiri Ali mengecupnya dengan menahan tangisannya. "Ali, ini adalah takdir Tuhan. Bukan karma dari perbuatan papa, anaknya momy gak pantes nerima karma dari seorang penjahat."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang