41. Persidangan [Istirahat]

12.2K 1.4K 238
                                    

Hakim ketua menarik napas panjang, korban yang satu ini sangat berbeda dari yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hakim ketua menarik napas panjang, korban yang satu ini sangat berbeda dari yang lain. Justru si korban membela habis-habisan pelaku yang sudah menganiaya dan menculik dirinya. Entahlah pembelaan yang terlalu over membuat para Hakim pusing.

"Maaf nona, sebaiknya anda duduk manis dibangku panitera saja. Masalah pembebasan biar para Hakim yang mengurus," ujar seorang Jaksa.

Rita membawa Zwiena kembali untuk duduk. Dengan tatapan sendu Rita tersenyum paksa.

"Serahkan semuanya pada Hakim ya." Seru Rita membawa Zwiena dalam dekapannya.

Hakim kembali merunding untuk hukaman Regan. Jam sudah memasuki pukul 12.00 siang, waktunya istirahat sampai berakhir pukul 13.00 siang. Jaksa memberikan arahan untuk para hadirin istirahat.

Hakim keluar ruangan satu persatu untuk beristirahat, begitupun dengan Jaksa dan terdakwa tetap di awasi oleh para polisi.

Zwiena berlari menuju Regan dengan senangnya dia langsung memeluk Regan dengan erat. Dekapan yang Zwiena berikan membawa pada Isak tangis yang di keluarkan oleh Regan.

"Ayah, Zwiena kangen." Lirihnya mendusel di dada bidang milik Regan.

Regan mengelus rambut Zwiena lembut, "Me too, baby."

"Ayo kita pulang."

"Iya kita pulang, setelah aku menjalankan hukaman ya sayang."

"Ayah gak boleh di penjara. Ayo kita pulang."

"Iya-iya kita pulang, tapi kamu duluan, ya, nanti aku nyusul."

Berkali-kali Regan mengecupi pucuk kepala Zwiena dengan rasa menyesal. Dia tau dirinya adalah seorang pria bajingan yang tidak pantas untuk wanita sebaik Zwiena.

Zwiena menatap Regan sendu, rasa sedih yang selalu menyelimuti dirinya masih tersimpan rapih di manik matanya. Jika dulu dia sedih karena Regan tidak peduli padanya dan berpikir bahwa Regan tidak sayang dengannya, tapi sekarang setelah dia mengetahui semua yang Regan lalukan, Zwiena semakin sedih karena malaikat penyelamat hidupnya sedang di sidang untuk menjalankan hukamannya.

Cup. Zwiena mengecup pipi Regan agar sedihnya berkurang sedikit. Regan terpelojat kaget mendapatkan kecupan yang ia rindukan. Senyumnya mulai terbentuk, kini Regan semakin mengeratkan dekapannya dengan Zwiena.

Kesedihan, kecemasan, dan kerinduan yang di rasakan dua insan ini melebur hilang perlahan.

"Barusan kamu menciumku, sayang." Gumam Regan tersenyum manis.

"Kenapa? Mau lagi?"

Cup. Cup. Zwiena kembali mengecup pipi Regan kanan kiri membuat Regan membeku.

Kegiatan kecup mengecup yang di berikan Zwiena disaksikan banyak orang yang sedang terpelongo melihat sepasang suami istri yang sedang mode romantis.

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang