06. Antar

25.3K 2.1K 24
                                    

Sebelum baca follow yuk
Jangan lupa komennya

Selamat membaca
.

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua hari telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari telah berlalu. Setelah hari itu Abian menghilang tanpa kabar. Zwiena selalu memikirkannya, jika memang Abian adalah sumber kebahagiaannya, tolong bawalah ia kembali padanya.

Tuhan. Gadis ini memohon padamu agar  jangan engkau jauhkan Abian darinya, baru saja Zwiena merasakan kebahagiaan yang tidak pernah dia rasakan selama 17 tahun ini.

"Mama, apa lahirnya Zwiena didunia ini adalah suatu hal yang membawa kesialan? Kenapa ayah selalu saja menyiksa Zwiena? Kenapa ayah selalu saja menjadikan Zwiena bonekanya?" Gumam Zwiena menatap dirinya pada kaca.

Tidak mahu berlama-lama mengeluh depan kaca, Zwiena segera keluar kamar menuruni anak tangga dengan menggendong tas sekolahnya. Baru saja dia menginjakkan tangga ke tiga sudah diteriaki oleh ayahnya.

"Zwiena, cepat turun!" Teriak Regan.

"Iya, ayah."

Zwiena mempercepat langkahnya untuk turun, sesampainya dia di dekat Regan, Zwiena mendongakkan kepalanya. Sungguh doa Zwiena terkabulkan dengan kedatangan Abian ke rumahnya.

"A-abi kamu ngapain disini?" Tanyanya menatap mata Abian sedikit intens, namun Regan menarik lengannya untuk duduk di sampingnya.

"Sudah jangan banyak tanya kamu, mulai sekarang dan seterusnya kamu berangkat diantar Abian," ucap Regan membuat Zwiena membulatkan matanya.

Baru pertama kali ada seorang lelaki yang di izinkan Regan mengantar jemput Zwiena ke sekolah, biasanya langsung di usir.

"Hah!"

"Tidak usah sok kaget gitu kamu, dia yang menawarkan dirinya sendiri untuk mengantar jemput kamu ke sekolah."

Zwiena menatap Abian dengan bingung, Abian pun hanya tersenyum ke arahnya.

Dia melirik jam yang berada di lengan kanannya. "Sudah jam segini, ayo berangkat, nanti kamu bisa telat," ucap Abian seraya menetralkan suasana, Zwiena hanya mengangguk.

Crazy Man [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang